Kabar24.com, JAKARTA--Sedikitnya 13.000 pria di Tajikistan telah mencukur habis jenggot atas perintah polisi sebagai bagian dari kampanye nasional untuk menangkal penyebaran paham Islam radikal.
Para pejabat pemerintah juga mengatakan upaya ini diambil untuk mengatasi apa yang mereka sebut 'pengaruh asing'.
Selain itu, pemerintah juga mendorong para perempuan untuk tidak mengenakan jilbab dan memperluas larangan jilbab, yang kini mencakup sekolah dan perguruan tinggi.
Salah seorang pria yang dipaksa menipiskan jenggotnya mengatakan bahwa ia merasa dipermalukan sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Jumat (22/1/2016). Menurutnya kampanye tersebut tidak berguna serta bahkan akan mendorong orang menjadi radikal.
Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, melalui pidato kenegaraan mendesak masyarakat internasional meningkatkan kerja sama memerangi terorisme dan ekstremisme.
Dalam pidatonya, Rahmon juga menyerukan hukuman yang lebih berat bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan terorisme atau organisasi ekstrem.