Kabar24.com, JAKARTA-- Bahrun Naim diduga sebagai perencana serangan teror di Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Pemimpin kelompok militan Katibah Nusantara dikatakan kini tengah berada di Raqqa, Suriah, ibu kota de facto dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah militan menguasai itu pada akhir 2013.
Berikut adalah delapan hal yang perlu diketahui tentang Bahrun Naim:
1. Bahrun Naim seorang teknisi komputer
Laporan-laporan mengatakan dia bekerja sebagai teknisi komputer dan menjalankan sebuah kafe internet di Surakarta. Dia berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah.
2. Bahrun Naim menghabiskan waktu di penjara Indonesia
Dia ditangkap pada bulan November 2010 oleh elite satuan kontra-terorisme Indonesia, Detasemen 88. Mereka menyita ratusan peluru dari rumahnya dan dia dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara pada 2011 untuk kepemilikan amunisi ilegal. Tapi, pengadilan tidak menemukan bukti yang cukup untuk mengejar tuduhan teror. Dia menghilang setelahnya dan polisi percaya dia pindah ke Suriah.
3. Bahrun Naim bertujuan untuk menjadi "pemimpin" ISIS 'di Asia tenggara
Naim adalah pemimpin dari Katibah Nusantara, yang merupakan unit militer Asia Tenggara di bawah ISIS yang merekrut militan dari Indonesia, Malaysia dan bagian lain dari wilayah tersebut.
Pada April 2015, menurut sebuah makalah penelitian yang diterbitkan tahun lalu oleh S Rajaratnam School of International Studies di Singapura mengatakan, bahwa pejuang Katibah Nusantara berhasil menaklukan wilayah yang dikuasai oleh pasukan Kurdi di Suriah, yang merupakan keuntungan untuk merekrut pejuang dan pendukung baru berbahasa Melayu di Asia Tenggara. Kapolda Jakarta, Tito Karnavian mengatakan Naim jelas memiliki ambisi untuk menjadi "pemimpin" dari ISIS di wilayah ini.
4. Bahrun Naim menjalankan sebuah blog
Dia memiliki blog yang berasal serangan yang dilakukan oleh afiliasi dari ISIS, dan menawarkan dorongan dan nasihat kepada mereka yang telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok militan. Sebagai contoh, ada banyak tulisan yang berisi informasi tentang pembuatan bahan peledak bahan peledak.
5. Bahrun Naim belajar dari serangan Paris
Setelah serangan teror di Paris pada bulan November 2015, Naim menerbitkan sebuah posting blog berjudul "Pelajaran dari Serangan Paris" di mana dia mendesak para pendukungnya di Indonesia untuk mempelajari perencanaan, penargetan, waktu, koordinasi, keamanan dan keberanian para militan Paris.
Dia juga menjelaskan dalam blog-nya betapa mudahnya untuk berjihad, atau perang suci, dari "perang gerilya" di hutan Indonesia ke sebuah kota.
6. 'Tinggal menunggu pemicu yang tepat', katanya dari serangan potensial Indonesia
Kantor berita Reuters menghubungi dia pada 24 November 2015 tentang pesan sosial app Telegram, menggunakan rincian yang diberikan oleh salah satu kenalannya.
Dalam pertukaran itu, dia mengatakan, bahwa ada banyak pendukung ISIS siap untuk "melaksanakan aksi" di Indonesia. "Tinggal menunggu pemicu yang tepat," kata pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai Naim. Tidak lama setelah pertukaran Telegram itu, pejabat intelijen mulai menganalisa pesan tersebut dan mengatakan, bahwa serangan terhadap Indonesia sudah dekat.
7. Bahrun Naim telah merencanakan serangan Jakarta sejak lama
Polisi Indonesia meyakini Naim telah mendalangi serangan Jakarta dan telah "merencanakan ini lama sebelumnya".
Juru bicara polisi Anton Charliyan mengatakan dia bahkan telah mengirim uang ke Indonesia untuk membiayai serangan.
8. Bahrun Naim tidak memiliki rencana untuk kembali ke Indonesia
Naim dikabarkan tidak memiliki rencana untuk kembali ke Indonesia. Dalam percakapan telegram yang sama dengan Reuters, dia mengatakan menikmati kehidupan di Suriah dan tidak berencana untuk kembali ke Indonesia.
"Saya bergerak, tergantung di mana emir kami pergi. Enak di Suriah. Ada listrik, akomodasi, air dan semuanya gratis. Layanan yang diberikan oleh mereka sangat baik, lebih murah daripada di Indonesia," katanya.
BACAJUGA:
Para Selebritas Ini Menyesal Operasi Plastik
Xperia Z5 Merah Muda Diluncurkan Jelang Hari Kasih Sayang
Mirip Bom Sarinah, Teroris & Polisi Baku Tembak di Burkina Faso