Bisnis.com, JAKARTA--PT Lapindo Brantas berencana melakukan pengeboran di dua sumur Tanggulangin, setelah semburan lumpur hasil pengeboran sebelumnya menenggelamkan ratusan rumah warga di Sidoarjo, Jawa Timur.
Menanggapi rencana itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyerahkan keputusan perizinan pengeboran kepada pihak berwenang, yakni Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Kalau SKK Migas mengizinkan dan aman, ya bisa [melakukan pengeboran minyak],"ujarnya akhir pekan lalu.
Menurut dia, penyebab semburan lumpur yang terjadi pada pengeboran minyak beberapa tahun lalu belum diketahui dengan jelas, antara adanya kesalahan cara pengeboran atau bencana alam. Untuk itu, rencana pengeboran saat ini harus melalui perizinan yang tepat.
Kalla menilai perusahaan membutuhkan kegiatan usaha yang aktif dan menghasilkan keuntungan agar dapat membayar utang dana talangan ganti rugi kepada pemerintah.
"Justru mesti begitu [mengebor] agar dia bisa bayar utang. Kan ini pemerintah talangi [membayar ganti rugi kepada warga. Bagaimana bayar kalau tidak bor,"katanya,
Sebagai informasi, kedua sumur yang akan dibor diharapkan dapat memproduksi masing-masing 5 juta standar kaki kubik per hari atau Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) untuk 10 tahun ke depan.
Saat ini perusahaan mengelola 30 sumur gas di Tanggulangin, Krembung, dan Porong. Dari 30 sumur tersebut, hanya 14 sumur yang masih produktif dengan total produksi sekitar 8 MMSCFD.