Bisnis.com, MANADO—Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan dari empat gunung api dengan status siaga, tiga di antaranya berada di Sulawesi Utara, yakni Soputan, Karangetang, dan Lokon.
Selain itu, satu gunung lagi dengan status yang sama adalah Gunung Bromo di Jawa Timur yang akhir tahun lalu juga sempat meletus.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan aktivitas erupsi Gunung Bromo terus mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Tremor erupsi menerus dengan amplitudo dominan 5 mm.
Kondisi tersebut hampir sama saat pertama meletus pada 4 Desember 2015. Tampak asap kelabu sedang-tebal, tekanan sedang-kuat, tinggi asap berkisar 1.500 meter dari puncak ke utara. Belum perlu ada pengungsian tetapi masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer.
Dengan demikian, dari 127 gunung api aktif di Indonesia, terdapat satu status awas, yaitu Gunung Sinabung di Sumatra Utara, empat status siaga, dan 15 status Waspada.
Seperti sebelumnya diberitakan, Gunung Soputan di perbatasan Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, meletus pada Senin (4/1/2016) pukul 20.53 Wita. Status gunung tersebut naik menjadi Siaga.
“Masyarakat atau pengunjung dilarang beraktivitas dalam radius empat kilometer dan sektoral 6,5 kilometer ke arah barat daya-barat-barat laut dari puncak Gunung Soputan,” kata Sutopo, Senin malam.
Pada saat meletus, gunung api itu mengeluarkan asap kelabu tebal setinggi 2.000 meter. Semburan abu vulkanik mengarah ke tenggara.
Lava pijar tampak menuruni lereng gunung bagian timur dan suara gemuruh dari arah puncak gunung.
Menurut Sutopo, masyarakat belum perlu mengungsi karena permukiman masih jauh di luar dari radius yang dilarang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara masih melakukan koordinasi terkait dengan antisipasi yang harus dilakukan.
“Hujan abu tipis terjadi di beberapa daerah seperti di Langowan di Minahasa. BPBD masih melakukan pemantauan daerah yang hujan abu vulkanik,” kata Sutopo.
Masyarakat Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara tetap beraktivitas normal. Tidak ada kepanikan karena masyarakat sudah terbiasa dengan kondisi erupsi Gunung Soputan yang sering meletus dengan intensitas yang tidak terlalu besar dan memberikan dampak merugikan.