Kabar24.com, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat untuk menjauh dari areal terdampak lava panas Gununb Soputan.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menuturkan masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius 4 km dari puncak Soputan. Masyarakat serta sektoral juga dilarang beraktifitas ke arah barat daya sejauh 6,5 km.
Sutopo mengatakan aktivitas vulkanik Gunungapi Soputan di perbatasan Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara terus meningkat. Sejak dinaikkan statusnya menjadi Siaga (level III) oleh PVMBG, telah terjadi beberapa kali letusan menerus.
Dia mengatakan pada Senin (4/1/2016) pukul 20.53 Wita tinggi letusan mencapai 2.000 m disertai lava pijar ke lereng bagian timur. Pada hari ini (5/1/2016) pukul 06.38 Wita juga terjadi letusan disertai awan panas setinggi 2.500 m ke arah Tenggara-Timur Laut. Kemudian disusul Tinggi letusan 6.500 m di atas puncak kawah dengan tekanan kuat ke arah Barat.
Daerah terdampak hujan abu dari letusan Gunungapi Soputan meliputi Desa Noongan, Tumaratas, Kota Langowan di beberapa wilayah seperti di Kecamatan Langowan Barat, Desa Ton Ure, Ton Ure 2, Ton Sawang, Ton Sawang Selatan, Pinabetengan, Pinabetengan Selatan, Pinabetengan Utara di Kecamata Tompaso Barat, serta Desa Pangu, Pangu 1, Pangu 2, Kalatin di Kecamatan Ratahan Timur.
"BPBD telah membagikan masker kepada penduduk. Tidak ada pengungsian hingga saat ini. Aktivitas masyarakat tetap normal," kata Sutopo melalui pesan elektronik, Selasa (5/1/2016)
Aktivitas vulkanik G. Soputan dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah sejak tahun 1991. Pertumbuhan kubah lava tersebut sering diiringi dengan letusan abu. Pertumbuhan kubah lava dimulai sejak tahun 1991, hingga meluber keluar dari bibir kawah menyebabkan sering terjadi guguran lava, dengan jarak luncur sekitar 6 km dari puncak ke arah barat daya, penduduk terdekat berada pada berjarak 8 km dari puncak.