Bisnis.com, JAKARTA -- Irendra Radjawali, 40, yang mendesain MATA, Mesin Terbang Tanpa Awak, berhasil meraih juara pertama kompetisi Wismilak Diplomat Success Chalennge (DSC) dengan hadiah berupa hibah Rp500 juta.
“Berbeda dengan program kompetisi wirausaha lain, kami memberikannya dalam bentuk hibah, karena kami melihat start-up business masih didominasi mereka yang sudah siap modal. Sementara banyak yang memiliki ide bisnis bagus dan potensial namun terhambat permodalan, inilah yang ingin dijembatani oleh DSC,” katanya Surjanto, ketua program Wismilak DSC, dalam rilisnya yang diterima Senin (28/12/2015).
Sebagai hadiah, pria yang akrab dipanggil Radja ini mendapatkan dana hibah Rp500 juta untuk merealisasikan ide bisnisnya. Di kutip dari Wikipedia, drone adalah pesawat pengintai tak berawak yang dijalankan dengan pusat kendali di suatu tempat dengan menggunakan komputer atau remote control. Selain dapat dikendalikan, drone juga dapat disetting untuk dapat terbang secara otomatis.
“Saya ingin Indonesia tidak ketinggalan dalam perkembangan teknologi dan bisa memproduksi drone sendiri,” ujar Radja.
Lelaki yang lahir di Malang itu menamatkan pendidikan tinggi di ITB, Fakultas Teknik Sipil tahun 2002, kemudian melanjutkan S2 Planologi di perguruan tinggi yang sama (2004). “Setelah lulus saya tidak pernah bekerja menetap di satu kantor, saya lebih banyak menjadi peneliti lepas,” jelasnya.
Radja kemudian mendapat beasiswa ke Perancis (2005) dan Berlin (2008) untuk belajar S3 mengenai Ekologi Politik. Selesai belajar, Radja yang berasal dari keluarga militer itu mengerjakan beberapa proyek pemetaan kawasan di Kalimantan. Saat itulah Radja melihat kebutuhan untuk bisa memanfaatkan drone yang terjangkau.
“Saya kemudian banyak belajar dari youtube dan membeli bahan bahan dari e-bay,” kata Radja.
Drone buatannya maksimal bisa dipasarkan seharga Rp15 juta-Rp20 juta, sedangkan dipasaran harganya bisa mencapai Rp350 juta.
Selain Radja yang berasal dari Bandung, 3 orang runner-up lainnya adalah Dodick Zulaimi Sudirman, 29, dari Tangerang yang mengembangkan game digital berbasis indie, I Gede Fredy, 22, dari Denpasar dengan tas etnik modern bermerek Mahanata Bag, serta Cretta Cucu Abdullah, 32, dari Yogyakarta dengan ide memproduksi microphone. Para runner-up mendapatkan dana hibah, masing-masing sebesar Rp250 juta.