Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Andalkan Industri, Jatim Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 6,2%

Potensi tumbuhnya perekonomian Jawa Timur pada tahun depan diprediksi berada di kisaran 5,8% hingga 6,2%, atau lebih tinggi 0,5% sampai 1% dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional.n
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA--Potensi tumbuhnya perekonomian Jawa Timur pada tahun depan diprediksi berada di kisaran 5,8% hingga 6,2%, atau lebih tinggi 0,5% sampai 1% dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional.

Pasalnya, pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur selalu menorehkan pertumbuhan yang lebih besar ketimbang dengan capaian nasional.

Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Rudi Purwono mengatakan pemerintah telah membidik pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan di kisaran 5,3% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional. Sementara Bank Indonesia merumuskan pertumbuhan ekonomi nasional mecapai 5,2% hingga 5,5%.

"Mengacu pada pengalaman yang sudah-sudah dan beberapa indikator pembangkit ekonomi di Jawa Timur, provinsi ini [pertumbuhan ekonominya] jika dirumuskan bisa tembus di kisaran 5,8% hingga 6,3%," ujarnya di Economy Outlook 2016 Meneropong Bisnis Jawa Timur di Tahun Monyet Api yang diselenggerakan Bisnis Indonesia di Surabaya, Senin (21/12).

Dia menuturkan Jatim kini sedang dalam masa transisi untuk menggenjot sektor industri dalam menopang pertumbuan ekonomi, alih-alih di sektor konsumsi rumah tangga. Menurutnya, Paket Kebijakan Ekonomi yang dilansir oleh Pemerintah hingga seri ke-7 itu merupakan upaya meggerakan ekonomi secara total hingga ke daerah.

Menurutnya, sektor industri di Jatim masih bisa bertahan dari beberapa masalah ekonomi yang menerjang seperti depresiasi rupiah dan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin baru-baru ini. Dia menilai investor di Jatim masih tetap melanjutkan usahanya dan kondisi pasar tidak terpengaruh dengan situasi ekonomi yang terjadi di penghujung tahun ini.

Dia mencontohkan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dalam paket kebijakan ekonomi dinilai sebagai stimulus postif pelaku usaha di setor industri. Pasalnya, turunnya harga BBM mampu mengurangi biaya operasional perusahaan.

Selain itu, gencarnya pembangunan power plant di beberapa titik kota/kabupaten di Jatim tambah menggenjot sektor industri berpeluang menjadi primadona di tahun depan.

"Kendati energi listrik Jatim masih surplus tetapi apapun itu pengembangan power plant baru harus lebih dipacu oleh pemerintah pusat dan dikomunikasikan denganGubernur Jawa Timur," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper