Kabar24.com, JAKARTA -- Para nelayan kerap merugi lantaran ikan tangkapan mereka tidak bisa bertahan lama dan membusuk. Masalah tersebut menginspirasi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menciptakan alat pendingin ikan tangkapan nelayan.
Namun, pendingin ini cukup istimewa karena bisa dioperasikan dengan menggunakan tenaga surya. Sehingga, para nelayan pun bisa memakainya saat melaut.
Rizki Mendung Ariefianto, Akhmad Rizal Jiwo, dan Muhammad Adam adalah sosok di balik terciptanya alat tersebut. Adam, sang ketua tim menjelaskan, sebelumnya pernah ada alat serupa namun kurang cocok untuk digunakan para nelayan tradisional.
"Mereka memakai kondensor dan alatnya hanya sesuai untuk kapal besar. Kami ingin membantu nelayan Indonesia yang masih menggunakan perahu biasa," ujar Adam, seperti dilansir dari laman ITS, Rabu (16/12/2015).
Sementara itu, Rizki memaparkan, biasanya, nelayan mendinginkan ikan hasil tangkapan menggunakan balok-balok es. Namun, balok es tersebut cepat mencair karena suhu udara di laut yang panas. Belum lagi proses pembuatan balok es yang tidak higienis.
"Mereka mendapat ikan tengah malam dan baru dijual pagi hari. Sementara ikan yang lama terendam air akan turun kualitas dan harganya," tutur Rizki.
Inovasi tiga sekawan ini memanfaatkan sinar matahari yang diubah menjadi sumber listrik untuk mengoperasikan alat pendingin ikan. Penggunaan alat mereka, klaim Mendung, mampu menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan hingga tiba waktu penjualan.
Inovasi yang dibuat hanya dengan dana Rp373 ribu itu masuk kategori ramah lingkungan. Bahkan, Adam dan kawan-kawan diobatkan sebagai peraih Best Paper pada ajang 3rd Indonesian Student Research Festival (ISRF) 2015 melalui inovasi alat pendingin tersebut. Pada ajang tersebut mereka berhasil menyingkirkan lima tim sekaligus dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
"Finalis lain memang lebih siap, namun karya kami ini yang paling aplikatif dan punya manfaat tinggi jika diaplikasikan ke masyarakat," ujar Adam.