Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar pementasan wayang bulan Desember di Museum Wayang Kota Tua Jakarta. Lakon yang ditampilkan hari ini, Sabtu (12/12/2015) adalah lakon Wayang Betawi berjudul Jabang Tetuka.
Ki Miharja yang bertindak selaku dalang mampu mengemas sajian budaya tradisional ini menjadi sesuatu yang 'kekinian'. Salah satu caranya yakni menggunakan bahasa-bahasa informal yang lebih mudah dicerna ketimbang bahasa baku.
Dalam lakonnya, Ki Miharja menyinggung mengenai perkembangan seni modern yang justru membuat generasi muda semakin rusak moralnya. Salah satu yang menjadi pembahasan utamanya adalah musik dangdut seronok atau yang lebih dikenal dengan dangdut pantura.
Lewat dialog antar karakter wayang, ia mengingatkan generasi muda-utamanya perempuan-agar tak terjerumus ke dunia seni seperti itu. Pasalnya, dangdut pantura selama ini lebih banyak dikenal karena mengumbar pornografi dan seksualitas ketimbang kualitas seninya.
Ditambah lagi karena ditampilkan di depan umum, anak-anak kecil yang sepatutnya belum layak menonton hal tersebut justru kerap dijumpai di barisan paling depan. Ki Miharja mengingatkan kepada orangtua agar dapat menjaga anak-anaknya dari tontonan tak mendidik seperti itu.
Dalang asal Sanggar Juwita ini juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang masih mau memperhatikan kesenian tradisional seperti wayang.
"Saya berterima kasih kepada Dinas Pariwisata dan Museum Wayang karena masih mau mementaskan seni tradisional seperti ini. Karena menurut saya, seni tradisional lebih mendidik dibandingkan seni modern," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa disamping pendidikan umum, pendidikan agama bagi generasi muda juga amat penting. Tujuannya agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan yang merusak moral mereka.
Pementasan wayang ini sendiri sudah berlangsung sejak tanggal 5 Desember lalu dan akan berkahir pada 19 Desember mendatang.