Bisnis.com, JAKARTA—Tim penyelidik insiden hotel mewah Radisson Blue yang menewaskan 19 orang di Mali, Afrika Barat, mulai menemukan jejak pelaku yang diklaim dilakukan kelompok milisi Islam.
Serangan bersenjata paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir itu berakhir Jumat lalu setelah pasukan komando Mali menyerbu hotel yang berlokasi di kota Bamako tersebut. Pasukan elit Mali berhasil membebaskan 170 sandera setelah hotel itu dikepung selama delapan jam.
Tim investigasi menyatakan dua hari setelah kejadian itu pihaknya mulai8 menemukan identitas penyerang. Namun demikian tim itu tidak memerinci keterangannya sebagaimana dikutip Reuters.com, Senin (23/11/2015).
Massina Liberation Front menjadi kelompok ketiga yang mengklaim melakukan serangan. Sedangkan Al Mourabitoun dan Al Qaeda Islamic Maghreb (AQMI) sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas tragedi itu.
"Sejumlah pertanda yang diperoleh akan didalami. Hotel yang diserang tengah disisir secara hati-hati,” menurut laporan televisi pemerintah. Seorang agen intelijen Mali menyatakan sebanyak 13 warga asing tewas dalam serangan itu, termasuk di antaranya enam warga Rusia, tiga dari China, dua orang asal Belgia dan masing-masing satu orang dari Amerika Serikat dan Senegal.