Bisnis.com, KUALA LUMPUR— Pemerintah memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban aksi terorisme di Kota Bamako, Mali.
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, mengatakan hingga kini pihaknya memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam aksi terorisme di Bamako yang menjadi Ibu Kota Mali. Saat ini, ada sekitar 140 personel yang beroperasi di The United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mision in Mali (Minusma).
“Kami sudah melakukan komunikasi dengan perwakilan Indonesia yang meng-cover Mali, karena Ada 140 personel yang tergabung dalam Minusma di sana, dan sejauh ini dipastikan 140 personel Itu dalam kondisi selamat,” katanya di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/11/2015).
Retno menuturkan 140 prang yang tergabung dalam Minusma itu sedang tidak ada di Bamako, saat aksi terorisme itu terjadi.
Seperti diketahui kelompok bersenjata dilaporkan menyerang sebuah hotel mewah di Bamako, Mali dan menyandera 170 orang.
Kelompok tersebut menyerang dengan menggunakan mobil berpelat nomor diplomatik, agar dapat melewati pemeriksaan petugas. Hotel itu sendiri memeang biasa digunakan oleh para diplomat dan awak Air France.
Sebelumnya juga telah terjadi penyerangan terhadap sebuah hotel yang digunakan PBB di Mali pada Agustus 2015. Setidaknya 12 orang tewas dalam penyerangan itu, karena terlibat baku tembak dengan petugas keamanan.
Situasi keamanan di Mali dalam tiga tahun terakhir memanas, karena kevakuman kekuasaan di Bamako setelah kudeta yang dilakukan Kelompok Tuareg, dan Jihadis yang menguasai kawasan utara Mali.
PBB sendiri mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dengan nama Minusma untuk menjaga keamanan di sana.