Kabar24.com, JAKARTA – Dalam transkrip pembicaraan antara Ketua DPR Setya Novanto, CEO PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha M. Riza Chalid, sempat disebut-sebut nama Darmo.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Darmo yang bernama lengkap Darmawan Prasodjo adalah Deputi Bidang I Kantor Staf Presiden alias anak buah Luhut ketika menjabat Kepala Kantor Staf Presiden.
Darmawan adalah kader dari PDI Perjuangan yang sebelumnya lama bekerja di Amerika Serikat. Darmo meraih gelar master dan doktor dari dari Texas A & M University, AS.
Berikut ini porfil Darmo seperti dimuat di laman www.darmawanprasodjo.com:
Darmawan Prasodjo adalah seorang ekonom energi dan lingkungan dengan pengalaman internasional. Dalam perjalanan karirnya sebagai ekonom, Darmawan banyak melakukan analisa masalah migas dan merumuskan strategi dan kebijakan migas yang inovatif cerdas.
Hasil rumusannya merupakan terobosan besar dalam sektor kebijakan energi, sehingga para senator, anggota kongres, dan bahkan Gedung Putih menggunakannya sebagai landasan untuk menyusun kebijakan energi di Amerika Serikat. Beberapa perusahaan energi terkemuka di Amerika Serikat mengadopsi hasil karyanya untuk menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan.
Darmawan Prasodjo mendirikan situs Petronomist.com untuk menyalurkan pemikiran-pemikirannya yang solutif. Situs ini menyajikan ulasan dan analisa tentang industri migas secara cerdas dan komprehensif sehingga menjadi salah satu sumber informasi migas terkemuka untuk para pelaku bisnis migas, pemerintah, pengamat, dan masyarakat lainnya.
Salah satu keahlian dan kefasihan Darmawan adalah tata kelola dan sistim fiskal migas. Darmawan melakukan analisa fiskal migas melalui pendekatan perilaku (behavior and game theory) sehingga mampu memberikan jawaban yang tepat dan akurat dalam memformulasikan atau mendesain strategi fiskal migas dalam berbagai kondisi. Sistim fiskal ini akan dituangkan dalam bukunya: Modeling Petroleum Fiscal System: Economic Behavior Analysis for Industry and State.
TERJUN KE POLITIK
Pada akhir tahun 2012, Darmawan Prasodjo kembali dari Amerika Serikat setelah mengembara untuk mencari ilmu dan pengalaman diluar negeri selama 20 tahun. Kembalinya Darmawan tidaklah kebetulan, tetapi merupakan proses yang telah dipikirkan matang-matang. Niatnya sangat tulus: menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk ibu Pertiwi yang sangat dicintainya. Salah satu pesan almarhum Ayahandanya yang selalu diingat dan dipegang teguh adalah:
“Nak, kamu harus mencari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Kalau sudah cukup, kamu harus kembali ke tanah air. Tolok ukur dari kesuksesan kamu bukanlah dari tingginya jabatan atau banyaknya materi, tetapi seberapa besar ilmu itu bisa digunakan untuk meningkatkan kemaslahatan rakyat Indonesia.”
Darmawan Prasodjo sadar sepenuhnya bahwa pemikiran-pemikirannya dalam bidang energi sangat diperlukan untuk mengembangkan energi nasional yang kuat yang berbasis pada kepentingan nasional dan kepentingan rakyat Indonesia.
Di antara ide-idenya adalah bagaimana mengatasi neraca perdagangan energi yang negatif, bagaimana meningkatkan ketahanan energi nasional, dan bagaimana membangun industri migas nasional. Ide-ide tersebut tidak cukup hanya didengungkan saja tetapi perlu dirumuskan dalam suatu strategi dan kebijakan dan diimplementasikan. Inilah keinginan besar seorang Darmawan Prasodjo.
Karena kepiawaiannya di bidang strategi energi ini, Darmawan Prasodjo dipinang oleh PDI-Perjuangan untuk menjadi calon legislatif dari Dapil V Jawa Tengah (Solo, Klaten, Boyolali, Sukoharjo). Darmawan berpikir bahwa inilah panggilan dari Ibu Pertiwi untuk mengabdikan diri bagi kepentingan bangsa dan negara. Politik adalah jalur yang tepat untuk menyuarakan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran tersebut. Karenanyalah Darmawan mulai berkiprah di dunia politik.
Darmawan Prasodjo mempunyai keyakinan penuh bahwa dengan bekal keilmuwan dan pengalamannya di bidang strategi energi ditambah dengan karakter kejujuran, integritas dan nilai-nilai perjuangan akan mampu menghasilkan rumusan kebijakan yang cerdas dan komprehensif untuk mendukung pembangunan energi nasional yang mampu membawa Indonesia menuju kejayaan.
Hanya dalam waktu singkat setelah kepulangannya ke Indonesia, Darmawan Prasodjo telah mengabdi pada berbagai posisi penting seperti Chairman Millennium Development Goals 2012 UKP4 di Bali, Penasehat Kebijakan Fiskal Migas di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Pengajar Global Executive Program PERTAMINA, Chief Economist di Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-I), Kepala Program Studi Green Economy di Surya University, Presiden Komisaris Ametis Energi Nusantara, dan Penasihat Energi Gubernur Jawa Tengah.
Sebagai ekonom energi, Darmawan Prasodjo aktif sebagai pembicara dalam konferensi energi tingkat nasional dan internasional. Darmawan juga aktif dalam diskusi-diskusi masalah migas dan energi, sebagai nara sumber, dan kolumnis migas di beberapa media massa.
Darmawan Prasodjo lahir dan dibesarkan di Magelang, Jawa Tengah dari pasangan Almarhum Brigadir Jenderal TNI (Purn) Sadja Moeljoredjo dan Ibu Sudarti Sadja. Ayahandanya adalah seorang pejuang pendidik, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan Ibundanya selalu mendedikasikan hidupnya untuk mendampingi almarhum suami tercinta dan membesarkan anak-anaknya.
Darmawan Prasodjo menikah dengan istri tercinta Diny Sandra Dewi dan dikaruniai tiga orang anak: Dylan (5 thn), Dykstra (3 thn), dan Dyandra (1 thn) yang semua lahir di Amerika Serikat.
Darmawan Prasodjo merupakan siswa SMA yang berbakat dan terpilih dalam Program Habibie tahun 1989 untuk menimba ilmu di Amerika Serikat. Darmawan meraih gelar Sarjana dan Magister Ilmu Komputer dengan minor Teknik Industri dari Texas A&M University.
Program doktoral di raih pada 2011 di bidang Ekonomi Sumberdaya Alam (Natural Resource Economics) pada universitas yang sama, dimana model dalam disertasinya diadopsi oleh perusahaan energi terkemuka di Amerika Serikat sebagai strategi untuk menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) secara nasional. Berbagai penghargaan atas prestasi akademik diperolehnya selama menempuh pendidikan.