Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APEC CEO SUMMIT 2015, Bos Alibaba: WTO Jangan Hanya Untungkan Korporasi Besar

Jack Ma, bos raksasa e-commerce asal China, Alibaba Group, menyerukan kepada para pemimpin ekonomi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk mengubah orientasi World Trade Organization menjadi lebih peduli kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Jack Ma/Reuters
Jack Ma/Reuters

Kabar24.com, MANILA--Jack Ma, bos raksasa e-commerce asal China, Alibaba Group, menyerukan kepada para pemimpin ekonomi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk mengubah orientasi World Trade Organization menjadi lebih peduli kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Berbicara di hadapan 21 pemimpin puncak anggota APEC, pendiri grup e-commerce terbesar di dunia ini juga menyindir peran WTO dalam 20 tahun terakhir yang dianggapnya lebih condong mendukung perusahaan multinasional besar.

"Sepanjang 20 tahun ini, WTO banyak digunakan dan mengunguntungkan perusahaan-perusahaan besar. Maka dalam 20 tahun ke depan, Kita harus menggunakan WTO untuk menguntungkan masyarakat dan perusahaan kecil," katanya dalam sesi Inclusive Growth, Innovation and the Power of Thinking Big di APEC CEO Summit di Manila, Rabu (18/11/2015).

Jack Ma menjabarkan WTO yang menjadi pemain sentral globalisasi perdagangan harus menyesuaikan diri dengan era baru. Menurutnya, cara-cara lama seperti yang dilalukan oleh sejumlah negara besar pasca-Revolusi Industri tidak lagi bisa bertahan.

Dia menuturkan masa depan dunia ada dalam revolusi teknologi. Untuk itu, lanjutnya, perusahaan seperti Alibaba membuka kesempatan usaha kecil dan anak muda untuk mengambil keuntungan dari globalisasi.

Selain itu, dia mengatakan dunia tidak bisa lagi bergantung pada generasi tua yang telah mapan. Pasalnya, Jack Ma berpendapat, anak-anak muda dan orang-orang kecil adalah manusia yang paling inovatif dan bisa terus menggerakkan dunia.

"Globalisasi memang menguntungkan pebisnis, negara-negara besar. Tapi kenyataannya, globalisasi yang terjadi selama ini tidak begitu menguntungkan bagi masyarakat kecil dan negara-negara berkembang," ungkap Jack Ma.

Pernyataan Jack Ma ini senada dengan seruan Presiden RI Joko Widodo, yang mengatakan perlunya reformasi arsitektur keuangan dunia. Seruan yang disampaikan oleh Jokowi pada Konferensi Asia-Afrika (KAA), kemudian diulangi lagi pada KTT G20 di Turki, beberapa hari lalu.

Lebih lanjut, dia juga menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk lebih mempercayai dan membuka akses lebih besar kepada anak muda. Dia menyampaikan, mau tidak mau generasi tua harus menyingkir dan mengijinkan anak-anak muda menjadi pemimpin peradaban dunia.

Dia mencontohkan, Alibaba Group yang pada tahun kini berhasil mencetak penjualan senilai US$500 miliar, bermitra dengan lebih dari 10 juta UMKM yang mayoritas dikelola oleh anak-anak muda.

"Kakek saya adalah generasi koran, ayah saya generasi radio, saya sendiri generasi televisi. Anak saya, telah memasuki generasi internet. Inilah era baru. Ada 1,5 miliar anak muda yang menjadi pemain era internet. Umat manusia memasuki jaman baru yang belum pernah terjadi, jaman teknologi. Tantangannya, bagaimana kita mengubah diri kita mengikuti era ini," tegasnya.

Penyesuaian itu, lanjutnya, bisa dimulai oleh pemerintah ekonomi anggota APEC dengan memperbaiki dan memperkuat infrastruktur sistem pembayran dan logistik. Karena bagaimanapun, kata Jack Ma, dengan era baru ini, dunia akan menjadi lebih transparan, inklusif dan terkoneksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper