Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menawarkan peluang investasi di sektor ekonomi digital dalam negeri yang memiliki potensi senilai US$13 miliar kepada Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Australia dirinya menyampaikan potensi ekonomi digital di dalam negeri. Berdasarkan kajian Ernst & Young, potensi ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai US$13 miliar.
“Berdasarkan Ernst & Young, ada potensi US$13 miliar di bidang ekonomi digital, dan pada 2020 menjadi US$130 miliar. Kami mengajak agar investor Australia dapat masuk ke bidang ini,” katanya di Istana Merdeka, Kamis (12/11/2015).
Sebelumnya, Presiden juga mengajak investor asa Negeri Kangguru tersebut untuk menanamkan modalnya di sektor infrastruktur dan peternakan. Pasalnya, Indonesia saat ini sedang menggenjot pembangunan infrastruktur, dan memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri.
Untuk pengembangan sektor peternakan, pemerintah telah menyiapkan NTB dan NTT sebagai lokasi untuk pengembangbiakan sapi dengan teknologi dari Australia. Kesamaan iklim dua wilayah itu dengan Australia bagian utara, menjadi alasan pemilihannya.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, mengatakan letak geografis Indonesia yang berdekatan dengan Australia membuat kedua negara ingin terus meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi.
“Saya kira banyak yang akan dikerjasamakan, dan meneruskan kerja sama yang sudah ada. Itu kenapa Menteri Perdagangan Thomas Lembong diminta secara khusus terus menemani Perdana Menteri Australia selama di Indonesia,” ujarnya.
Selain membicarakan kerja sama bidang ekonomi, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Turnbull juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme di kedua negara.
“Kami mengajak Australia untuk bertukar informasi di bidang intelijen yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme,” kata Presiden Jokowi.