Laboratorium dalam kotak
IMI juga membuat Lab in A Box (LAB), kotak berisi laboratorium praktis yang bahan-bahannya bisa didapat dari rumah, misalnya saja cuka untuk asam nitrat.
LAB yang masih dalam bentuk prototipe itu dibuat bekerja sama dengan perancang produk ITB. Laboratorium mini ini dirancang sekeren mungkin agar anak tak sabar bereksperimen.
"Jadi tidak seperti kardus," katanya.
Isi laboratorium itu tidak disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Yang pasti, setiap anak dapat memanfaatkannya untuk melakukan eksperimen sains.
IMI berharap LAB bisa menjadi solusi dari ketiadaan laboratorium di sekolah dasar negeri Indonesia.
"Seratus persen SD negeri di Indonesia tidak punya lab," ujar Firly.
Biaya membangun satu laboratorium bisa sangat besar, bisa berkali-kali lipat dari harga LAB yang di bawah Rp10 juta menurut Firly.
Laboratorium mini versi murah buatan IMI diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menikmati keasyikan bereksperimen di laboratorium sejak kecil.
"Di laboratorium, kita belajar cara reaksi kimia dengan mengalaminya. Pasti bosan kalau hanya belajar dengan rumus," kata dia.