Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Pakai Jasa Lobi di Sela Kunjungan Jokowi Ke Amerika

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menggunakan jasa perusahaan public relation.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (tengah) menyimak pernyataan Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) saat pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Senin (26/10). /Antara
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (tengah) menyimak pernyataan Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) saat pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Senin (26/10). /Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menggunakan jasa perusahaan public relation.

Luhut menegaskan bahwa semua proses pertemuan disiapkan oleh Kementerian Luar Negeri. Begitu juga dengan pertemuan selain dengan Obama tidak menggunakan jasa perantara. "Enggak juga, itu dari Kemenlu," katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/11/2015).

Tetapi Luhut mengetahui adanya perusahaan yang memanfaatkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika untuk kepentingan perdagangan. Nah, perusahaan ini menggunakan jasa lobi agar bisa melakukan pendekatan sana sini.

"Saya tahu kok ada lobi-lobi itu untuk kepentingan perdagangan. Jadi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang ada kepentingannya di Amerika misalnya kelapa sawit, pulp, udang, lingkungan mereka memanfaatkan kunjungan presiden itu untuk melakukan pendekatan sana sini, tidak ada yang aneh, itu sah-sah saja," ujarnya.

Sebelumnya beredar artikel yang menduga pertemuan Jokowi dengan Obama menggunakan jasa PR dari Las Vegas melalui konsultan dari Singapura. Biaya lobi untuk pertemuan ini mencapai US$80.000 miliar.

Luhut tidak kaget dengan angka biaya lobi sebesar itu jika dikeluarkan oleh perusahaan tetapi berkaitan dengan kerjasama peningkatan perdagangan. Ia menjelaskan lobi seperti ini hal biasa di Amerika. "Ya suka-sukanya pengusaha dia mau bayar orang untuk ngurusin perusahaannya kan boleh-boleh saja," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper