Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pos Lintas Batas Negara di NTT Mulai Dibangun

Pemerintah secara resmi telah memulai pembangunan Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Terpadu Motaain di Kabupaten Belu, NTT pada Kamis (5/11/2015) sebagai wujud komitmen pembangunan wilayah perbatasan sebagai beranda terdepan nusantara.
Ilustrasi
Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah secara resmi telah memulai pembangunan Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Terpadu Motaain di Kabupaten Belu, NTT pada Kamis (5/11/2015) sebagai wujud komitmen pembangunan wilayah perbatasan sebagai beranda terdepan nusantara.

Acara groundbreaking dihadiri oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Luhut B. Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Andreas Suhono, Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Bupati Belu Wilhelmus Foni.

Andres Suhono mengatakan, di Provinsi NTT, terdapat tiga pos yang akan dikembangkan yaitu PLBN Motaain di Kabupaten Belu, PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka, serta PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara.

PLBN Motaain merupakan pos perbatasan yang paling ramai dilalui oleh pelintas batas. Saat ini, proses konstruksi telah berjalan dengan progres sekitar 12% dan diperkirakan selesai pada Oktober 2016. Luas lahan secara keseluruhan yang akan dikembangkan adalah 8,2 ha dengan nilai konstruksi sebesar Rp82 Miliar.

“Pembangunan kawasan perbatasan terdiri dari Pengembangan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman di wilayah perbatasan negara sebagai beranda depan wilayah Republik Indonesia,” katanya melalui siaran pers, Kamis (5/11/2015).

Rencana pengembangan PLBN Motaain meliputi zona inti yang terdiri dari Gerbang Tasbara dan Pos Jaga, Karantina Tumbuhan dan Hewan, Pemeriksaan Imigrasi, Jembatan Timbang, Pemeriksaan X-Ray Kendaraan, Bea Cukai, dan Lambang Negara Indonesia.

Untuk zona sub inti dan pendukung terdiri dari Wisma Indonesia dan Mess Karyawan serta sarana pendukung lainnya. Bangunan PLBN mengadopsi bentukan atap rumah Matabesi, rumah tradisional masyarakat Belu.

Sementara itu, dukungan Ditjen Bina Marga di PLBN Motaain meliputi jalan akses menuju PLBN dari jalan paralel perbatasan sepanjang 5 km. Saat ini, jalan akses tersebut masih terdiri dari 2 jalur dan 2 lajur. Nantinya, akan dilebarkan menjadi 4 lajur.

Sementara itu, Bupati Belu Wilhelmus Foni menyambut baik pembangunan PLBN di NTT khususnya di Motaain, Kabupaten Belu.

Pembangunan PLBN ini menurutnya punya arti penting bagi warga yang tinggal di perbatasan. Pasalnya, di dekat PLBN ini terdapat dua kecamatan yang penduduknya adalah warga Timor Leste yang memilih tetap menjadi warga negara Indonesia.

Menurutnya, dengan memberikan perhatian lebih kepada mereka, rasa kebanggaan menjadi warga negara Indonesia bagi warga perbatasan tersebut akan  semakin tinggi‎.

“Di lintasan ini ada ada 2 kecamatan yakni Kecamatan Tasifeto Timur dan Kalukuk Mesak. Di sana ada 984 kepala keluarga yang mereka adalah orang Timor Leste yang sekarang menjadi warga negara Indonesia. Jadi, selain ini meningkatkan martabat negara di pintu gerbang perbatasan negara juga bisa memulihkan psikologis warga perbatasan yang selama ini merasa terkucilkan,” katanya.

Sementara itu pengembangan Kawasan PLBN Motamasin saat ini sedang dalam tahap pelelangan konstruksi dengan pagu anggaran sekitar Rp145 Miliar untuk pembangunan kawasan seluas 11,29 Ha.

Lingkup kegiatan yang dibangun di PLBN Motamasin secara umum sama dengan di PLBN Motaain, hanya ditambahkan helipad untuk sarana transportasi udara. Kawasan Motamasin berbatasan dengan RDTL di wilayah Covalima.

PLBN Wini dengan luas kawasan penanganan sekitar 4,42 Ha, dibiayai dengan anggaran sebesar Rp136 Miliar. Konsep bangunan pada PLBN Wini menggunakan material lokal batu merah sekaligus sebagai upaya menerapkan konstruksi hijau (green construction).

Selain itu bentuk gubahan massa bangunan PLBN menggunakan bentuk Lopo, rumah tradisional khas Kabupaten Timor Tengah Utara.

“Diharapkan dengan pembangunan PLBN ini dapat meningkatkan citra pemerintah Republik Indonesia di mata negara tetangga, sekaligus sebagai pemicu peningkatan kualitas lingkungan permukiman di kawasan perbatasan yang selama ini tertinggal,” ujar Andreas Suhono.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper