Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempa 7,5 SR Guncang Afghanistan. 866.000 Orang Tinggal di Sekitar Pusat Gempa

Sebanyak 866.000 orang tinggal di wilayah 100 kilometer di sekitar pusat gempa di Kabupaten Jurm, 65 kilometer sebelah barat Faizabad.
Sejumlah pria membereskan reruntuhan dari rumah yang terdampak gempa di Desa Marai, Distrik Kohat, Pakistan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan (27/10/2015)./Reuters-Stringer-Reuters
Sejumlah pria membereskan reruntuhan dari rumah yang terdampak gempa di Desa Marai, Distrik Kohat, Pakistan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan (27/10/2015)./Reuters-Stringer-Reuters

Kabar24.com, JENEWA - Badan kesehatan dunia WHO mengkhawatirkan terjadinya kondisi yang buruk akibat gempa 7,5 skala richter yang mengguncang Afghanistan.

WHO, Selasa (27/10) menyampaikan keprihatinan mengenai meningkatnya keperluan kesehatan setelah gempa kuat mengguncang wilayah perbatasan pegunungan antara Afghanistan dan Pakistan. Gempa dengan kekuatan 7,5 pada Skala Richter berpusat di Kabupaten Jurm di Provinsi Badakhshan, bagian timur-laut Afghanistan, dan terasa di seluruh wilayah tersebut.

Juru Bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa sebanyak 866.000 orang tinggal di wilayah 100 kilometer di sekitar pusat gempa di Kabupaten Jurm, 65 kilometer sebelah barat Faizabad.

Daerah yang paling parah diguncang gempa adalah juga yang parah dilanda kerusuhan fanatisme, termasuk serangan gencar Taliban yang berlangsung selama berpekan-pekan di banyak wilayah terpencil di bagian utara Afghanistan.

"Jalalabad adalah salah satu provinsi yang paling parah diguncang gempa dan informasi yang paling akhir diterima sejauh ini melaporkan 119 orang cedera dan sembilan orang tewas. Jumlah yang diterima dari lembaga kesehatan dan dari berbagai kota kecil memperlihatkan lebih dari 300 orang cedera dan 21 orang tewas hingga Selasa pagi," kata Lindmeier.

Laporan awal menunjukkan rumah yang rusak dan kemungkinan korban jiwa di seluruh Afghanistan Utara, Tengah dan Timur, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Rabu (28/10/2015) pagi.

Jumlah korban diperkirakan bertambah sebab daerah yang paling parah diguncang gempat sangat terpencil dan komunikasi telah terputus.

Lindmeier menyoroti meningkatnya keperluan kesehatan setelah gempa kuat tersebut.

Selain luka dan trauma, WHO memperkirakan akan menyaksikan sejumlah risiko kesehatan seperti penyakit yang menular lewat air, diare, disenteri, hepatitis, penularan pernafasan akut, dan penyakit lain yang bisa dicegah oleh vaksin seperti campak, batuk rejan dan tetanus.

"Lalu, tentu saja, kami menghadapi gangguan stres pasca-trauma, infeksi luka, cedera, malaria, demam berdarah dan lain-lain," kata Lindmeier.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Xinhua-OANA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper