Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROGRAM BELA NEGARA: Ribuan Orang Sudah Mendaftar

Menteri Pertahaanan Ryamizard Ryacudu mengungkap ribuan orang telah mendaftar untuk menjadi peserta program Bela Negara yang ditargetkan merekrut 100 juta orang dalam 10 tahun ke depan.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Pertahaanan Ryamizard Ryacudu mengungkap ribuan orang telah mendaftar untuk menjadi peserta program Bela Negara yang ditargetkan merekrut 100 juta orang dalam 10 tahun ke depan.

Seusai menghadap Presiden Joko Widodo, Ryamizard mengatakan program Bela Negara sudah lama bergulir. Salah satu contoh implementasi konsep Bela Negara adalah gerakan Pramuka.

"Pramuka itu Bela Negara. Makanya tidak ada yang berkelahi," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (19/10).

Menurutnya, gerakan Pramuka telah menjaring setidaknya 60 juta orang. Untuk itu, pemerintah perlu menambah 40 juta peserta program Bela Negara untuk mencapai target 100 juta orang dalam 10 tahun mendatang.

Menhan optimistis target tersebut dapat tercapai kendati program ini tidak bersifat wajib atau mengikat bagi WNI.

"Saya angkat karena ini penting. Begitu diangkat, yang di Pekanbaru ribuan orang sudah daftar, ke Kemenhan juga datang ribuan orang. Jadi rakyat itu suka, hanya orang-orang tertentu saja yang enggak suka," ujarnya.

Ryamizard menuturkan program untuk memupuk rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara itu dilakukan melalui pelatihan tentang hukum, pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila, serta penanganan bencana alam.

Pelatihan tersebut akan dilakukan di kelas sesuai dengan kurikulum program Bela Negara yang disusun Kemenhan.

Adapun lokasi pelatihan, lanjutnya, bertempat di Depo Pendidikan (Dodik) Latihan Tempur Resimen Induk Kodam TNI yang tersebar di sejumlah daerah. Salah satunya, di Dodik Latpur Rindam Jaya.

Secara terpisah, Anggota Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengatakan konsep Bela Negara yang dibayangkan presiden adalah membangun karakter anak bangsa untuk menanamkan nilai-nilai patriotik dan optimisme setiap warga negara Indonesia.

"Beliau bayangkan seperti national service di beberapa negara, tapi tidak sama dengan wajib militer. Jangan sampai dipesankan Bela Negara sama dengan Wamil," tuturnya.

Menurut Ari, cara membangun karakter anak bangsa melalui program Bela Negara harus didiskusikan agar berbeda dengan konsep Wamil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper