Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah serangan udara yang dilancarkan pesawat tanpa awak (drone) milik AS ternyata telah banyak memakan korban yang sebenarnya bukan menjadi target serangan.
Bahkan lebih parah lagi, ternyata hampir 90% mereka yang tewas dalam beberapa serangan terakhir di Afghanistan, Pakistan , Yaman dan Somalia, bukanlah mereka yang dibidik, seperti mereka yang dicurigai sebagai kelompok teroris mapun pelaku kejahatan lainnya.
Demikian menurut sebuah laporan terbaru dari situs online The Intercept sebagaimana dikutip huffingtonpost.com, Jumat (16/10/2015). The Intercept merupakan situs yang banyak memaparkan dokumen rahasia militer termasuk rahasia yang dibeberkan mantan agen rahasia AS, Edward Snowden
Dokumen The Intercept memaparkan bahwa sebuah operasi serangan di wilayah timur laut Afghanistan dengan sandi Operation Haymaker. Dalam operasi antara Januari 2012 dan Februari 2013 itu pasukan khusus AS menggelar serangan udara yang menewaskan lebih dari 200 orang. Dari jumlah tersebut ternyata hanya 35 orang yang menjadi target.
“Selama operasi serangan selama lima bulan, menurut dokumen itu, hampir 90% mereka yang tewas bukanlah target serangan yang sebenarnya,” menurut dokumen itu.
Sedangkan Di Yaman dan Somalia, tempat di mana AS memiliki keterbatasan sumber intelijen, jumlah korban tewas dari kelompok yang tidak dibidik lebih parah lagi, menurut sumber tersebut.