Bisnis.com, JAKARTA-Pejompongan adalah nama kawasan atau jalan raya di Jakarta Pusat, yang letaknya relatif tidak jauh dari istana merdeka.
Masyarakat mengenalnya karena di daerah tersebut menjadi tempat jual beli mobil, di samping menjadi tujuan wisata kuliner yang cukup popular di Ibu Kota.
Kawasan itu ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang dan tidak bisa dipisahkan dari sejarah cikal bakal terbentuknya kota Jakarta.
Demikian disampaikan Zaenuddin HM, dalam dalam buku karyanya berjudul “212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman yang diterbitkan Ufuk Press pada 2012.
Dia menjelaskan bahwa dahulu di Jl Pecenongan terdapat toko buku dan penerbit G Kolff & Co. Kolff merupakan toko buku dan percetakan pertama di Jakarta, yang berdiri pada 1848.
Pendirinya seorang Belanda bernama Johannes Cornelis Kolff, yang mula-mula berkantor di Buiten Niezpoort, sekarang ini bernama Pintu Besar Selatan.
Kolff juga aktif di bidang pers, yang mensponsori surat kabar terkemuka di Indonesia saat itu, Java Bode.
Kantor Kolff di Pecenongan, serakang menjadi Hotel Red Topp. Di situ juga terdapat Hotel Imperium, disamping perkantoran, restoran dan showroom beberapa perusahaan mobil besar. Kini nyaris sudah tidak ada rumah tinggal di sana.
Keunikan Pecenongan yang lainnya pada masa lalu nama gang atau jalannya rata-rata ditandai dengan nama orang, baik Belanda, Betawi, maupun Arab.
Misalnya Gang Abu yang kini diganti menjadi Jl Batutulis X, kemudian belok ke kanan memasuki gang kecil dari Pecenongan, terdapat Gang Secha yang sudah berganti menjadi Jl Pintu Air II.
Nama gang itu ditetapkan untuk mengabadikan nama putri tuan tanah Habib Abubakar Alatas, yang memiliki banyak rumah sewaan di jalan itu. Dikabarkan, putri berparas cantik itu nama lengkapnya Syarifah Secha. Demikianlah.
