Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai program bela negara sama pentingnya dengan pengadaan alat utama sistem persenjataan bagi aparat keamanan nasional.
Kalla menjelaskan program bela negara bukan hanya bertempur, tetapi juga mendidik warga negara menjadi patriot yang baik di bidangnya masing-masing. "Sama-sama penting, [program bela negara dan] Alutsista penting,"ujarnya, Kamis(15/10/215).
Pernyataan Kalla menanggapi kritik yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Agus Hermanto. Menurut dia, pelaksanaan program bela negara terlalu berlebihan di tengah kondisi badan keamanan negara yakni TNI dan Polri yang masih memerlukan pembaruan Alutsista.
Kalla memberi gambaran, seorang tentara membela negara dengan bertempur, sementara mahasiswa bisa membela negara dengan cara menciptakan inovasi agar tak kalah dengan negara se-kawasan seperti Singapura, Malaysia, atau China.
Seorang dosen, lanjutnya, juga menjalankan program bela negara dengan meningkatkan kemampuan generasi muda.
Kendati demikian, Kalla mengaku belum membicarakan konsep rinci, termasuk pendanaan program bela negara dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, selaku penggagas.
"Belum dibicarakan [anggaran program bela negara]. Saya belum tahu, karena belum dibicarakan berarti belum,"jelasnya.
Dalam pemberitaan, Agus mengimbau agar program bela negara tak mengganggu anggaran negara. Menurut Agus, target pemerintah menggaet 100 juta orang untuk mengikuti program bela negara akan membutuhkan dana besar. Dia mengaku sepakat jika program tersebut tidak mengganggu anggaran negara.