Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkes Kirim 10 Dokter Spesialis & 500 Kg Alkes ke Riau

Kementerian Kesehatan mengirimkan 10 orang dokter spesialis dan 500 kilogram alat kesehetan dan logistik untuk menyelamatkan korban bencana kabut asap di Provinsi Riau.
Kabut asap. /Antara
Kabut asap. /Antara

Bisnis.com, PEKANBARU—Kementerian Kesehatan mengirimkan 10 orang dokter spesialis dan 500 kilogram alat kesehetan dan logistik untuk menyelamatkan korban bencana kabut asap di Provinsi Riau. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril mengatakan bantuan itu tengah direalisasikan dan dipusatkan di posko kabut asap yang tersebar di beberapa wilayah Provinsi Riau.

“Dokter spesialis itu berasal dari RSUP Fatmawati, RSUP Adam Malik dan RSUP M. Djamil. Dokter-dokter itu adalah dokter spesialis anak, spesialis anestesi, spesialis mata dan lima orang perawatnya. Bantuan itu telah direalisasikan semenjak 9 Oktober lalu,” kata Andra, Selasa (13/10/2015).

Alat-alat kesehatan yang dikirimkan antara lain ribuan paket obat untuk penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), 800 unit tabung oksigen, 100 ribu masker bedah, 800 masker tipe n95 dan ribuan oaket penambah gizi.

“Ditambah 1000 masker N95 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” kata Andra.

Dengan bantuan itu, puluhan ribu penderita ISPA, pneunomia, asma, iritasi kulit, iritasi mata dan penyakit lainnya yang berdampak akibat kabut asap dapat diberikan terobati. Sebelumnya, pemerintah juga menggratiskan biaya pengobatan tersebut.

Pemerintah Provinsi Riau beserta pemerintah pusat tengah memfokuskan penanganan penyakit akibat kabut asap. Pemerintah mengklaim bahwa kabut asap itu merupakan kiriman dari Sumatra Selatan dan Jambi yang banyak terdapat kebakaran hutan dan lahan.

Pemerintah Provinsi Riau secara resmi perpanjang status tanggap darurat pencemaran udara akibat kabut asap di wilayahnya hingga sepekan kedepan, menyusul masih buruknya kualitas udara setempat, Selasa (13/10/2015).

Kualitas udara di Riau berangsur membaik, dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) menunjukkan status “Tidak Sehat” dimana sebelumnya alat itu menunjukkan status “Berbahaya”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper