Kabar24.com, JAKARTA—Turki membidik tokoh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang diduga berada di balik dua aksi bom bunuh diri yang menewaskan 128 orang di Ankara. Demikian pernyataan sejumlah pejabat setempat.
Sementara itu pihak oposisi menuding pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan tidak mampu memberikan perlindungan bagi rakyat. Kejadian itu dinilai sebagai yang terburuk dalam sejarah Turki.
Pemerintah menjelaskan rangkaian kejadian itu merupakan isyarat ancaman dari kelompok sipil pendukung Kurdi, pemilu akan tetap dilaksanakan pada November mendatang. Pemilu tersebut diharapkan memperkuat posisi politik Partai AK (yang didirikan Erdogan) di parlemen.
Kemarin, ribuan orang berkumpul di tempat kejadian serangan tersebut. Banyak di antara mereka yang menuding Erdogan tengah menumbuhkan sentimen nasionalis dengan melakukan serangan militer terhadap kelompok etnis Kurdi.
Namun tudingan itu dibantah keras oleh pihak pemerintah.
Dua pejabat senior keamanan mengindikasikan ISIS berada di balik serangan tersebut.
Serangan itu dilaporkan mirip dengan yang terjadi pada Juli lalu di wilayah Suruc dekat perbatasan Suriah yang diduga dilakukan milisi ISIS.
"Semua tanda menunjukkan serangan itu dilakukan oleh ISIS. Kami benar-benar fokus pada ISIS," ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya sebagaimana dikutip Reuters, Senin (12/10/2015).
Kantor berita milik pemerintah Turki, Anadolu Agency menyatakan polisi telah menahan 43 orang yang dicurigai terlibat dalam pengeboman tersebut.
Namun belum diperoleh keterangan kapan mereka mulai ditahan.