Bisnis.com, JAKARTA — Ketua harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi meminta pemerintah Arab Saudi untuk terus memperbaiki layanan haji kepada jutaan jamaah setiap tahunnya.
Permintaan tersebut menyusul terjadinya tragedi di Mina yang menewaskan sedikitnya 717 orang, melukai 863 jamaah haji. “Masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan haji,” katanya dalam siaran pers yang diterima, Jumat (25/9/2015).
Salah satunya, belum lengkapnya rambu-rambu atau safety warning dalam berbagai bahasa. “jika jamaah dari seluruh penjuru dunia paham arti rambu itu, korban massal seperti di Mina tidak terulang.”
Seperti diketahui, Tragedi Mina tersebut merupakan tragedi terburuk penyelenggaraan haji sepanjang 25 tahun terakhir. Dalam catatan sejarah, ribuan jemaah pernah menjadi korban dalam insiden desak-desakan antarjamaah haji di sebuah terowongan Mina pada 1990.
Selain untuk pemerintah Arab, perbaikan layanan juga harus dilakukan oleh pemerintah indonesia sebagai penyelenggara domestik. “Para pembimbing haji, harus lebih menekankan keselamatan,” kata Tulus.
Menurutnya, ibadah haji mempunyai kesulitan yang cukup tinggi karena dilaksanakan bersama dengan jutaan manusia dalam waktu yang sama.
Seperti diketahui, pada 2015, lebih dari 168.000 orang Indonesia menunaikan ibadah haji di Arab Saudi dengan pembagian 52 maktab, yang terdiri dari 45 maktab di Harratul Lisan (Mina) dan tujuh maktab di Mina Jadid.