Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham VW Anjlok Nyaris 20%, Ini Penyebabnya

Saham Volkswagen anjlok hampir 20% kemarin setelah perusahaan Jerman itu mengakui keteledorannya karena mengelabui tes emisi atas kendaraan tenaga solar yang dijual di Amerika Serikat.
Saham VW anjlok nyaris 20%, ilustrasi/volkswagen
Saham VW anjlok nyaris 20%, ilustrasi/volkswagen

Bisnis.com, JAKARTA— Saham Volkswagen anjlok hampir 20% kemarin setelah perusahaan Jerman itu mengakui keteledorannya karena mengelabui tes emisi atas kendaraan tenaga solar yang dijual di Amerika Serikat.

Sejumlah pejabat Jerman yang khawatir skandal itu akan berdampak negatif terhadap industri kendaraan itu, mendesak Volkswagen untuk benar-benar menyelesaikan persoalan tersebut. Mereka juga menyatakan siap untuk melakukan investigasi untuk melihat apakah data emsi di Eropa juga dipalsukan.

"Anda akan memahami bahwa kami khawatir atas dampak buruk terhadap reputasi industri kendaraan Jerman, terutama perushaan Volkswagen," ujar Menteri ekonomi Jerman Sigmar Gabriel sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (22/9/2015).

Bos Volkswagen, Martin Winterkorn pun menyatakan akan mendukung penyelidikan yang akan dilakukan oleh Kementrian transportasi Jerman terhadap skandal emisi raksasa otomotif Jerman itu.

Dalam temuan Environmental Protection Agency (EPA) AS ditemukan bahwa piranti lunak di sejumlah model VW berbahan bakar diesel, bisa memanipulasi uji emisi.

Korea Selatan juga akan melakukan investigasi terhadap mobil-mobil VW. Kementrian lingkungan Korea bahkan menyebut, penyelidikan akan dilakukan juga terhadap mobil-mobil merk Audi yang juga dimiliki VW. Bahkan bahkan jika ditemukan masalah, akan diperluas ke semua mobil Jerman berbahan bakar diesel.

Di Amerika Serikat sendiri, VW diperintahkan untuk menarik lagi lebih dari setengah juta unit mobil produksinya. Selain harus membayar biaya penarikan mobil, VW juga terancam hukuman denda miliaran dolar, dan para eksekutifnya terancam dipidanakan pula.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper