Kabar24.com, KROASIA - Polisi anti huru hara di kota perbatasan Kroasia, Tovarnik, mencoba untuk mengendalikan kerumunan migran yang menyeberang dari Serbia. Hal tersebut dilakukan sebagai aksi Uni Eropa dalam menangani gerakan migran di perbatasan Eropa bagian selatan.
Lebih dari 6.000 pencari suaka dilaporkan telah memasuki Kroasia dari Serbia setelah Hungaria menutup perbatasannya pada Selasa (15/9). Sementara Kroasia telah memperingatkan bahwa mereka memiliki batas untuk menampung migran.
Sebelumnya, ratusan migran terlibat dalam bentrokan di perbatasan Hungaria-Serbia pada Rabu (16/9). Sementara itu, 7.266 migran juga tiba di Jerman pada hari yang sama.
Banyak migran yang melarikan diri dari pertempuran di Suriah, Irak dan Afghanistan dan mengungsi ke Jerman. Hal tersebut menimbulkan penumpukkan migran di Tovarnik. Mereka menunggu bus dan kereta untuk pergi ke tempat lain di Kroasia.
Seperti dilansir dari BBC, Para migran yang datang dari Iran, Irak, dan Suriah marah dan frustrasi menuntut angkutan transportasi yang dapat membawa mereka pergi dari Tovarnik.
"Kami ingin pergi," teriak mereka sambil menghadapi polisi anti huru hara Kroasia.
Banyak migran di Serbia melakukan perjalanan ke perbatasan Kroasia setelah Hungaria memasang pagar kawat berduri di sepanjang perbatasan Serbia-Hungaria. Mereka mencoba untuk menemukan rute baru melalui negara-negara Balkan menuju Eropa utara.
Sementara itu, Perdana Menteri Kroasia Zoran Milanovic mengatakan bahwa kedatangan migran dapat menambah beban bagi Kroasia.
Selain itu, Menteri Kesehatan Sinisa Varga mengatakan Kroasia memperkirakan sekitar 20.000 migran akan tiba di Kroasia dalam dua pekan ke depan.