Kabar24.com, JAKARTA— Indonesia siap membantu Papua Nugini membebaskan dua warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok sipil bersenjata.
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, mengatakan Papua Nugini hingga kini belum berhasil membebaskan dua WNI yang disandera dan dibawa masuk wilayah negara yang berbatasan langsung dengan Papua tersebut.
Hari ini, rencananya otoritas Papua Nugini akan kembali melakukan upaya pembebasan sandera tersebut.
“Memang upaya pembebasan belum berhasil, dan pesan yang kami sampaikan kepada Papua Nugini adalah kami siap melakukan kerja sama untuk mempercepat masalah pembebasan,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Retno menuturkan, Kementerian Luar Negeri terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah Papua Nugini di Port Moresby, dan tim Indonesia di Vanemo.
Tak Menyerah
Presiden Joko Widodo sebelumnya memerintahkan agar tidak menyerah terhadap tekanan apapun yang diberikan oleh kelompok manapun, termasuk kelompok sipil bersenjata yang mengancam pemerintahan.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, mengatakan Pemerintah Indonesia masih mnunggu langkah yang akan diambil oleh Pemerintah Papua Nugini.
Hingga kini, negara yang berbatasan dengan Papua tersebut masih kooperatif dengan memberikan seluruh informasi terkait kejadian tersebut.
Dia juga memastikan aksi penyanderaan tersebut tidak terkait dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), tetapi murni sebagai aksi kriminal bersenjata.
Luhut juga membantah dua WNI yang disandera adalah anggota intelijen yang mengawasi pergerakan OPM.
“Berdasarkan laporan terakhir, [pelaku penyanderaan] pernah masuk DPO [Daftar Pencarian Orang] di Timika,” ujarnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Pemerintah Indonesia tidak akan mengabulkan permintaan untuk menukar sandera dengan narapidana kasus narkoba.
Sekedar diketahui, kelompok sipil bersenjata menyandera Sudirman dan Badar yang bekerja sebagai penebang kayu. Penyanderaan dilakukan di Skofro, Distrik Keerom, Papua, yang berbatasan dengan Papua Nugini.