Bisnis.com, JAKARTA -- Terkait crane yang roboh di Masjidil Haram dan menimpa sejumlah jemaah haji asal Indonesia, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sirajuddin Syamsudin mengatakan hal tersebut merupakan musibah yang tidak dapat diperkirakan.
Menurut Din Syamsudin, begitu sapaan akrabnya, keluarga jemaah di Indonesia telah menerima dengan lapang dada.
"Wafat di tanah suci ketika sedang melaksanakan ibadah merupakan idaman semua umat muslim. Karena mereka meninggal saat sedang melaksanakan perintah Allah. Insya Allah khusnul khotimah," ujarnya usai acara dialog antar agama untuk peningkatan tumbuh kembang anak. Jakarta, Senin (14/9/2015).
Menurutnya, kejadian tersebut seharusnya dapat di antisipasi dengan mengamankan alat berat berupa crane untuk merenovasi masjidil haram ke tempat yang lebih aman.
"Sebenarnya pada musim haji itu pekerjaan renovasi dihentikan segera. Kalau crane tidak terpakai seharusnya bisa ditaruh ditempat yang lebih aman," ungkapnya.
Namun menurutnya, saat ini pemerintah Indonesia tidak menyalahkan pihak manapun atas kejadian tersebut. Karena menurutnya, kejadian tersebut murni bukan karena ada kesalahan pada manusia namun diakibatkan oleh cuaca buruk yang menerpa kota Mekkah.
Sebelumnya, terdapat ratusan jemaah haji yang meninggal akibat tertimpa crane yang jauh, 10 diantaranya dari Indonesia. Serta sekitar 23 jemaah Indonesia yang masih dalam perawatan di rumah-rumah sakit Arab Saudi, dan sebanyak 18 jemaah korban luka yang telah kembali ke pemondokan masing-masing.
CRANE JATUH: MUI Anggap Itu Musibah
Terkait crane yang roboh di Masjidil Haram dan menimpa sejumlah jemaah haji asal Indonesia, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sirajuddin Syamsudin mengatakan hal tersebut merupakan musibah yang tidak dapat diperkirakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yulianisa Sulistyoningrum
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
15 jam yang lalu