Bisnis.com, PEKANBARU – Kian pekatnya kabut asap di wilayah Riau dan sekitarnya membuat masyarakat setempat mengambil inisiatif untuk eksodus ke daerah lain yang kondisi udaranya lebih baik.
Seni Lidaeni warga Pekanbaru mengatakan dia dan keluarga sudah hampir tiga minggu terpapar kabut asap pekat yang menyelimuti udara Ibu Kota Provinsi Riau tersebut.
“Ini sudah masuk tiga minggu kabut asap pekat di Pekanbaru, saya khawatir pada kesehatan dua anak saya jadi memutuskan untuk pergi ke Bukittinggi besok,” katanya kepada Bisnis,com, Senin (14/9/2015).
Keputusan untuk pergi meninggalkan Pekanbaru sementara waktu ini menurut Seni, karena kondisi kesehatan anaknya yang mulai menurun akibat harus terpaksa menghirup udara yang tidak sehat.
Selain itu, sejak tiga pekan terakhir itu kegiatan belajar anaknya di sekolah tidak lagi berjalan seperti biasa karena Pemkot Pekanbaru memang telah meliburkan aktifitas pendidikan setempat akibat kabut asap kian pekat.
Dengan alasan-alasan itulah dia mantap untuk pergi sementara ke Bukittinggi dan berencana untuk menginap di hotel bebera hari, sampai kualitas udara di Pekanbaru membaik.
“Lagipula sampai sekarang ini tidak ada tanda-tanda kabut asap akan berkurang atau bisa berakhir, jadi sudah saya putuskan untuk berangkat besok,” katanya.
Sementara itu, Irwansyah warga Bangkinang, berencana untuk mengungsikan keluarganya sementara waktu juga ke Bukittinggi. Pria yang memiliki sejumlah usaha ini bidang pembiayaan ini punya tiga orang anak di bawah umur.
Irwan rencananya pada Selasa besok akan memboyong dirinya bersama istri dan tiga orang anak ke rumah keluarga yang ada di wilayah Bukittinggi.
“Iya rencana memang besok mau dibawa mengungsi dulu ke Bukittinggi, asap di sini [Bangkinang] sudah makin pekat aja dan tidak sehat lagi khususnya untuk anak-anak,” katanya.
Sebelumnya, akibat kualitas udara yang kian memburuk di Pekanbaru dan sekitarnya, Pemerintah Provinsi Riau akhirnya menetapkan status wilayahnya sebagai daerah darurat kabut asap setelah berstatus siaga kabut asap sejak April lalu.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan keputusan untuk meningkatkan status daerahnya menjadi darurat asap karena kondisi udara setempat yang kian memburuk beberapa hari terakhir.
“Kami terpaksa tingkatkan status Riau menjadi darurat karena dari status alat ISPU selama tiga hari terakhir ini sudah berada di atas angka 300 Psi atau batas level berbahaya,” katanya dalam konferensi pers di Posko Penanggulangan Bencana Asap Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (14/9).
Adapun menurut data terakhir BMKG, jumlah titik api di Riau berjumlah sebanyak 55 titik api, sementara di Sumsel memiliki titik api sebanyak 618 dan Jambi sebanyak 184 titik api.
Sementara itu dari data alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) daerah setempat, kualitas udara wilayah itu berada pada level berbahaya atau pencemaran udara akibat partikel asap sudah berada di atas posisi 300 Psi.