Bisnis.com, JAKARTA -- Guru besar teknik fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) Harijono Tjokronegoro mengatakan untuk menggenjot penelitian di tingkat pendidikan tinggi, perguruan tinggi (PT) perlu mengadakan kerjasama dengan industri untuk menjadikan universitas berbasis riset.
Seperti halnya ITB yang telah menjalin kerjasama dengan beberapa Industri dalam negeri maupun luar negeri.
"ITB telah banyak kerjasama di luar. Karena proses kerjasama ini, industri jadi terpanggil untuk investasi peralatan," ungkap Hari saat dihubungi Bisnis.com, Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Menurutnya, selama ini perguruan tinggi negeri khususnya, selalu ketergantungan dengan dana yang diberikan dari pemerintah. Namun pada kenyataannya, anggaran yang dikucurkan dari pemerintah tidak mencukupi untuk melakukan penelitian secara berkelanjutan.
"Birokrasi anggaran di Indonesia itu menyulitkan, formula anggarannya tahunan. Target riset gak bisa seperti itu. Biasanya yang terjadi, riset udah jalan, dana belum cair, sehingga kualitas riset jadi tidak bagus," ujarnya.
Sebenarnya, kata Hari, ketersediaan dana untuk melakukan riset bisa didapat dimana saja. Namun menurutnya, regulasinya yang masih kurang baik sehingga pemanfaatan dana tersebut tidak maksimal.
"Masalah regulasinya dalam mentransfer sumber dana ke sumber dana lain lalu regulasi dalam pemanfaatannya itu yang perlu dibenahi," tandasnya.
Hari menyebutkan, Penelitian di perguruan tinggi dengan industri atau badan penelitian berbeda. Perguruan tinggi memiliki Tri Dharma yang juga bertanggung jawab atas pendidikan. Sehingga, dalam memfokuskan perguruan tinggi pada penelitian juga berlandaskan pendidikan.
"Tri Dharma itu hanya suatu manivestasi dari suatu kegiatan yang ujungnya adalah karya penelitian, yang akan menjadikan perubahan budaya di masyarakat. Jadi proses pengajaran juga harus dilewati dengan penelitian," tuturnya.