Kabar24.com, JAKARTA-- Suasana pernikahan di Jeddah, Arab Saudi berubah menjadi pilu setelah pengantin perempuan mendesak agar dia diizinkan bekerja setelah mendirikan rumah tangga.
SIMAK: Sebelum Pasang Ring di RSCM, Wapres JK Merasa Lemas
Tetapi, keluarga pengantin pria enggan menerima syarat itu. Pasangan itu hampir dinikahkan di kantor urusan agama Jeddah ketika pengantin wanita itu mengungkapkan hasratnya untuk terus bekerja.
BACA JUGA: Sore Ini, Jokowi Blusukan ke Tebet
Seperti yang dilansir Arab News, Rabu (9/9/2015), keinginan calon pengantin wanita tersebut memicu pertengkaran hebat antara kedua orangtua pengantin.
SIMAK: BENCANA ASAP: Ribuan Personel TNI Diterjunkan di 3 Titik
"Bila keadaan mulai tidak terkendali, pegawai kantor meminta kedua pihak menyelesaikan masalah itu dengan tenang. Namun, keluarga pengantin pria meninggalkan kantor itu tanpa ingin berkonsultasi lebih lanjut," kata sumber.
SIMAK: Menteri Susi Kaget Jumlah Nelayan Berkurang
Terkejut dengan tindakan itu, ibu pengantin perempuan pingsan. Acara yang seharusnya berjalan dengan gembira, berakhir dengan tangisan.
BACA JUGA: Jusuf Kalla: Wapres Manusia Biasa, Bisa Sakit
Pengantin perempuan memang bekerja di sebuah perusahaan ketika bertunangan setahun lalu. Tapi, keluarga bakal suaminya tidak pernah memberitahu dia harus berhenti setelah mendirikan rumah tangga.
"Meskipun sudah bertunangan, pasangan itu tidak pernah bertemu atau berkomunikasi karena mempertahankan tradisi masyarakat di sini," kata pegawai kantor itu.
Mengomentari kejadian itu, aktivis masyarakat Abeer M mengatakan, kebanyakan pria Saudi menghindari menikahi wanita yang terlalu mandiri.
"Mereka menikah karena menginginkan istri sepenuh waktu," kata Abeer.
Saat ini semakin banyak wanita Saudi berpendidikan tinggi dan memiliki karir baik.
"Ini yang menyebabkan banyak wanita Saudi tidak menikah meskipun sudah berusia," katanya.