Bisnis.com, PEKANBARU - Penyedia jasa pembuatan sumur bor di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, kebanjiran pesanan dari warga yang terkena dampak kemarau panjang selama beberapa bulan terakhir.
"Dalam sehari ada dua sampai tiga tempat yang harus dikerjakan. Hari ini saja, sudah ada satu," kata Dedi (38), tukang sumur bor warga Kulim, Tenayanraya, Sabtu (5/9/2015).
Banyaknya pesanan pembuatan sumur bor pada musim kemarau kemudian memaksa Dedi untuk mencari tambahan anggota pekerja. "Kalau sebelumnya anggota paling banyak tiga orang, namun karena banyaknya pesanan ditambah menjadi delapan orang yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok," katanya.
Menurut dia, itu dilakukan untuk memaksimalkan upaya penggalian sumur, karena terkadang satu titik sumur membutuhkan waktu yang cukup lama akibat dalamnya galian.
Dedi menjelaskan, untuk pekerjaan satu titik sumur bor, bisa dikerjakan sesingkat-singkatnya enam jam. Namun jika ada hambatan seperti kerusakan pada mata bor, bisa lebih lama bahkan sampai 12 jam.
"Kalau dihitung-hitung, pendapatan di musim kemarau ini jauh dibandingkan biasaya. Bisa tiga sampai empat kali lipat," katanya.
Ia katakan, untuk satu titik penggalian sumur bor, haragnya bervariasi, mulai dari Rp1,6 juta sampai dengan Rp3,2 juta.
Perhitungannya, lanjut dia, yakni untuk satu pipa ukuran 6 meter seharga Rp800.000, dan biasanya satu titik itu minimal menggunakan dua batang pipa sehingga harganya Rp1,6 juta.
Tapi menurut dia, tidak sedikit penggalian sumur di musim kemarau menggunakan lebih banyak pipa, bahkan sampai empat batang mengingat sulitnya mata air dijangkau.
"Kalau dihitung-hitung, dalam sebulan ini pendapatan kotor ada sekitar Rp70 jutaan. Dipotong gaji anggota sama pembelian peralatan yang rusak, sisa bersih untuk saya itu sekitar Rp30 juta," katanya.
Selain Dedi, penyedia jasa pembuatan sumur bor lainnya yakni Iwan (48), warga Tangkerang Timur, tenayanraya juga kebanjiran pesanan.
"Meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelum musim kemarau. Kebanyakan pelanggan masih di sekitar dalam wilayah Kecamatan Tenayanraya," katanya.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pekanbaru menyatakan musim kemarau panjang yang terjadi di Pekanbaru dan sebagian wilayah Riau lainnya juga akibat adanya fenomena El Nino.
Analis BMKG Pekanbaru, Bibit Riyanto mengatakan, pada awal September ini sebagian besar Riau sebenarnya telah memasuki peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke hujan. Namun sejauh ini menurut prakiranaan hujan masih sangat minim terjadi akibat pembentukan awan terhambat kabut asap dampak kebakaran lahan.
Saat Kemarau, Pembuat Sumur Bor Raup Rp70 Juta Sebulan
Penyedia jasa pembuatan sumur bor di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, kebanjiran pesanan dari warga yang terkena dampak kemarau panjang selama beberapa bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium