Bisnis.com, SEOUL - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah ditandai memiliki rekam jejak tidak baik oleh kepolisian, PPATK, atau masyarakat agar tidak dipilih oleh panitia seleksi.
"Cukup tidak dipilih kalau ada bukti. Cukup kasih ke pansel, kan itu saja. Karena ini kan seleksi tertutup," kata JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, di Seoul, Korea Selatan, Jumat sore (28/8/2015).
Menurut Wapres, panitia seleksi harus bersifat independen dan memilih pimpinan untuk lembaga antirasuah yang memiliki rekam jejak bersih dari pelanggaran hukum serta memiliki pengetahuan hukum yang mendalam.
JK mengatakan sosok yang menjadi pimpinan di KPK harus menjadi contoh bagi penegakan hukum di Indonesia.
"Salah-salah, suatu lembaga yang begitu 'powerful' kalau dipimpin oleh orang yang kurang mampu atau kurang bersih atau kurang 'manageable', bahaya," kata Wapres.
Terkait laporan Polri yang telah menandai salah satu calon pimpinan KPK, JK menanggapi hal itu sebagai pertanggungjawaban Polri kepada publik.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan ada salah satu dari calon pimpinan KPK telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polri.
Budi mengatakan Polri telah menyampaikan laporan tersebut kepada Pansel Pimpinan KPK.
Polri tengah melakukan pengusutan kasus yang diduga melibatkan capim KPK tersebut.
JUSUF KALLA: Jangan Pilih Capim KPK yang Ditandai Polisi
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah ditandai memiliki rekam jejak tidak baik oleh kepolisian, PPATK, atau masyarakat agar tidak dipilih oleh panitia seleksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium