Kabar24.com, JAKARTA – Komisi Nasional untuk UNESCO (KNIU) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan kegiatan penyerahan penghargaan kepada tokoh nasional. Sebanyak 14 tokoh nasional tersebut menerimanya karena dianggap telah berjasa pada program UNESCO.
Pada kegiatan itu, Taufik Ismail menjadi salah satu penerima penghargaan dari bidang kebudayaan. Taufik Ismail merupakan budayawan sekaligus sastrawan Indonesia yang sudah berkiprah puluhan tahun. Berkenaan penghargaan itu, Taufik menyatakan bersyukur.
“Terimakasih atas penghargaan yang diberikan UNESCO dan Kemendikbud kepada kami,” ujar Taufik usai acara penghargaan kepada tokoh nasional dari UNESCO di Ruang Sidang Graha Utama Kantor Kemendikbud,Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Menurut Taufik, keempatbelas tokoh yang menerima penghargaan ini merupakan orang-orang yang pantas mendapatkannya. Ia berpendapat, tokoh-tokoh tersebut telah melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan pada bidang maisng-masing. Untuk itu, ia mengatakan terimakasih atas apresiasi yang diberikan pemerintah dan UNESCO.
Taufik juga berharap penghargaan ini tidak berhenti begitu saja. "Penghargaan ini harapannya bisa diikuti dengan program-program yang sudah ada, seperti kurikulum pendidikan bisa diperbaiki lagi ke depannya," tuturnya.
Sebelumnya, 14 tokoh nasional menerima penghargaan dari lembaga dunia, UNESCO melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan selaku Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Penerima penghargaan UNESCO yang berjumlah 14 tokoh itu merupakan pembagian dari empat bidang. Empat bidang itu, yakni pendidikan, kebudayaan, sains dan komunikasi.
Pada bidang pendidikan, Daoed Joesoef, Conny R, R Semiawan dan Malik Fadjar merupakan para penerima piagam penghargaannya. Sementara itu, Sangkot Marzuki, Indrawati Ganjar, Umar Anggara Jeni menjadi tokoh bidang sains yang menerima apresiasi itu.
Kemudian pada bidang kebudayaan terdapat Taufik Ismail, Edi Sedyawati, Haryono Haryoguritno dan Taufik Abdullah. Selanjutnya, Bagir Manan, Herawati Diah, Jakob Oetama dan Ing Wardiman Djojonegoro di bidang komunikasi. []