Undang-undang yang secara bulat disetujui oleh 89 anggota parlemen itu kini tinggal ditandangani Presiden Ollanta Humala agar bisa diberlakukan.
Anggota Kongres Peru, Carlos Tubino, selaku penyusun undang-undang tersebut mengatakan pemerintah tidak lagi bisa membiarkan penyelundup narkotika lolos.
Tubino mengklaim ada sekitar 600 penerbangan dalam setahun yang dicurigai mengangkut narkoba.
“Bahkan hari ini ada dua penerbangan seperti itu,” ujarnya sebagimana dikutip BBC.co.uk, Jumat (21/8/2015). Menurutnya, menembak jatuh pesawat yang diduga mengangkut narkotika bukan hal asing bagi Peru.
Namun, praktik itu dihentikan pada 2001 setelah seorang penyebar agama Kristen asal Amerika Serikat dan putrinya yang masih anak-anak tewas ketika pesawat yang ditumpanginya dijatuhkan Angkatan Udara Peru karena dikira pesawat pembawa narkoba.
Sejak saat itu, AS yang merupakan sponsor program anti-narkoba di Amerika Selatan, menentang serangan terhadap pesawat yang diduga membawa narkotika.
Beberapa pejabat pemerintah Peru mengatakan setengah dari seluruh kokain yang diselundupkan ke luar perbatasan dibawa menggunakan pesawat kecil melalui Bolivia.