Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Gejolak, Said Aqil Siradj Kembali Nakhodai NU Hingga 2020

Said Aqil Siradj kembali memenangi pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada Muktamar NU ke-33 di Jombang. Proses pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2015-2020 ini berlangsung singkat dan tanpa gejolak.
Ketua PBNU Said Aqil Siradj memberikan keterangan kepada wartawan terkait Muktamar NU di Kantor PBNU Jakarta, Jumat (3/7). PBNU akan menggelar Muktamar ke-33 di Jombang, Jatim dengan mengangkat tema Islam Nusantara, berlangsung pada 1-5 Agustus mendatang. /Antara
Ketua PBNU Said Aqil Siradj memberikan keterangan kepada wartawan terkait Muktamar NU di Kantor PBNU Jakarta, Jumat (3/7). PBNU akan menggelar Muktamar ke-33 di Jombang, Jatim dengan mengangkat tema Islam Nusantara, berlangsung pada 1-5 Agustus mendatang. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Said Aqil Siradj kembali memenangi pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada Muktamar NU ke-33 di Jombang. Proses pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2015-2020 ini berlangsung singkat dan tanpa gejolak.

Panitia pemilihan berhasil menjaring sembilan nama bakal calon yang diusulkan peserta muktamar. Mereka adalah Idrus Ramli, Said Ali, Mustofa Bisri, Said Aqil Siradj, As'ad Ali, Ali Said, Salahuddin Wahid, As'ad Ali, dan Tuan Guru Hilmi Muhamadiyah.

Sesuai ketentuan, calon ketua umum yang wajib mengantongi minimal 99 suara dari 9 bakal calon tersebut akhirnya mengerucut pada dua calon, yakni KH Said Agil Siraj yang memiliki 287 suara dan As'ad Said Ali dengan 107 suara. Kedua nama itu akan diserahkan kepada Rais Aam untuk mendapat persetujuan.

Namun, belum sempat dilakukan pemungutan suara atas kedua calon, As'ad Said Ali tiba-tiba membuat keputusan mengejutkan. Dia menyatakan tidak bersedia dilakukan pemungutan suara lanjutan dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Said Aqil. Atas keputusan tersebut, pimpinan sidang menyatakan Said Aqil sebagai pemenang.

Said Aqil Siradj yang lahir di Cirebon pada 3 Juli, 52 tahun lalu, ini mempunyai latar belakang agama dan pendidikan yang kuat. Dia menghabiskan masa pendidikannya dengan belajar agama Islam.

Said menamatkan pendidikan S-1 di Universitas King Abdul Aziz jurusan Ushuluddin dan dakwah pada 1982. Kemudian, dia melanjutkan studi di Universitas Umm al-Qura jurusan Perbandingan Agama, dan lulus pada 1987. Pada 1994, dia berhasil meraih gelar doktor di Umm Al-Qura University jurusan akidah.

Sebelum terpilih kembali menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil berprofesi sebagai pendidik. Dia sempat menjadi dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ); dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta; dosen Pascasarjana ST Ibrahim Maqdum, Tuban; dan hingga saat ini masih tercatat sebagai dosen luar biasa Institut Islam Tribakti Lirboyo, Kediri.

Said Aqil juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat anggota fraksi yang mewakili NU pada 1999-2004. Pada 2010, dia dicalonkan sebagai Ketua Umum PBNU. Pada Muktamar ke-32 NU di Asrama Haji Sindiang itu, Said unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya, Slamet Effendi Yusuf, yang mendapat 201 suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper