Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERUSUHAN TOLIKARA: Ini 5 Pernyataan Sikap dari Gerakan Peduli Pluralisme

Sehubungan dengan peristiwa penyerangan atas jamaah Sholat Idul Fitri dan pembakaran Masjid di Tolikara, Papua, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) menyatakan bahwa peristiwa Tolikara melukai seluruh umat beragama.
Kabupaten Tolikara di Papua/wikipedia
Kabupaten Tolikara di Papua/wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Sehubungan dengan peristiwa penyerangan atas jamaah Sholat Idul Fitri dan pembakaran Masjid di Tolikara, Papua, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) menyatakan bahwa peristiwa Tolikara melukai seluruh umat beragama.

Menurut Koordinator Nasional GPP, Damien Dematra, peristiwa tersebut sangat disayangkan terjadi di tengah upaya bangsa ini membangunkan toleransi antar umat beragama.

"Apapun bentuk dan alasannya, sikap intoleransi seperti ini sangat berbahaya dan dapat mengancam keutuhan bangsa ini," tuturnya, seperti siaran pers yang diterima Bisnis.com, Minggu (19/7/2015).

Pemrakarsa GPP yang juga Ketua NU dan Ketua MUI Bidang Hubungan Antar Agama K.H Slamet Effendy Yusuf menyatakan bahwa;

1. Bahwa penyerangan dan pembakaran tersebut merupakan tindakan yang terencana dan brutal yang menodai spirit dan tradisi toleransi kehidupan hubungan antar umat beragama di Indonesia.

2. Tindakan tersebut dimulai oleh pemikiran dan sikap yang bersumber dari radikalisme dan fundamentalisme keagamaan dari sekte Gereja Injil di Indonesia yang melahirkan sikap dan tindakan yang intoleran dan destruktif bagi kerukunan umat beragama.

3. Karena tindakan tersebut jelas dan terang inisiator dan pelakunya maka perlu ada langkah yang tegas berupa tindakan hukum terhadap mereka.

Karena ini jelas tindakan yang bermula dari radikalisme agama maka aparat hukum harus mengusut secara tuntas jaringan sekte ini di seluruh Indonesia agar tidak membahayakan persatuan dan kesatuan NKRI.

4. Menyerukan kepada para pimpinan pemerintahan untuk tidak membuat pernyataan yang memandang sepele peristiwa yang sangat menyakitkan umat Islam.

Mereduksi persoalan ini hanya sebagai persoalan penggunaan speaker dan pembakaran toko menunjukkan pemimpin pemerintah ini tidak memahami akar permasalahan peristiwa tersebut.

5. Akhirnya diserukan agar umat Islam tidak terprovokasi oleh tindakan intoleran dan tidak bertanggungjawab tersebut.

Umat Islam harus tetap dalam komitmen kebangsaan dan kenegaraan yang menjunjung tinggi kebhinekaan dan toleransi.

Damien Dematra menambahkan bahwa peristiwa tersebut bukan hanya melukai umat Islam tapi seluruh umat beragama, karena rasa aman dan kebebasan dalam beribadah yang merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling hakiki telah terancam.

"GPP menghimbau agar semua pihak dapat terlibat aktif agar masalah-masalah seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper