Bisnis.com, JAYAPURA - Sejumlah pimpinan dan tokoh agama Papua menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya pembakaran rumah ibadah dan penyerangan terhadap umat Islam saat melaksanakan shalat Idul Fitri, Jumat (17/7) di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara.
Permohonan maaf oleh para pimpinan dan tokoh agama itu disampaikan melalui enam butir pernyataan yang dibacakan oleh pendeta Herman Saud seusai pertemuan yang difasilitasi Kakanwil Depag Papua di Jayapura, Sabtu (18/7/2015).
Para tokoh agama menyampaikan penyesalan atas insiden tersebut dan jatuhnya seorang korban jiwa serta korban-korban yang terluka.
Pada butir ketiga pernyataannya para tokoh itu mendesak pihak berwenang agar segera menyelesaikan masalah tersebut dengan tuntas dan profesional serta memproses para pelaku sesuai hukum yang berlaku.
Mereka juga mengimbau kepada seluruh masyarakat di Indonesia dan khususnya di Tanah Papua agar tetap tenang menjalankan aktivitas masing masing serta tidak terprovokasi oleh isu yang tidak benar.
Kelima tokoh dan pimpinan agama itu menyerukan bahwa di negara kesatuan RI tidak ada salah satu golongan agama yang bisa mengklaim wilayahnya dan melarang umat beragama lain untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya.
Terakhir, mereka mengharap agar aparat keamanan segera meredakan suasana dengan tindakan yang tegas tetapi tanpa kekerasan serta dapat mengidentifikasi pelaku serta penyebabnya sehingga kerusuhan tersebut tidak meluas dan terulang.
Pernyataan sikap pimpinan dan tokoh agama itu ditandatangani oleh 21 orang yang hadir dalam rapat yang difasilitasi Kakanwil Depag Papua Jannus Pangaribuan.
Kapolda Papua
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan dan Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende meninjau lokasi kebakaran kios dan mushala di Distrik Karubaga Kabupaten Tolikara usai rapat mediasi di kediaman bupati, Sabtu sore (18/7/2015).
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh PR, mengatakan rombongan meninjau lokasi kejadian dan mencatat 38 rumah dan 63 kios terbakar serta 153 jiwa mengungsi.
"Yang menjadi korban bukan hanya muslim saja, tetapi umat nasrani maupun masyarakat asli Papua juga menjadi korban," katanya di Kota Jayapura, Sabtu petang.