Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MASJID DIBAKAR DI TOLIKARA: Komnas HAM Percayakan Pengusutan Kasus ke Polda Papua

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia belum berniat membentuk tim menyelidiki kasus kekerasan di Kabupaten Tolikara, Papua, lantaran mempercayakan pengusutan kasus tersebut pada pihak Polda Papua
Pembakaran masjid di Papua saat umat Muslim melaksanakan Salat Ied, Jumat (17/7/2015)./www.kabarmakkah.com
Pembakaran masjid di Papua saat umat Muslim melaksanakan Salat Ied, Jumat (17/7/2015)./www.kabarmakkah.com

Kabar24.com, JAKARTA- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia belum berniat membentuk tim menyelidiki kasus kekerasan di Kabupaten Tolikara, Papua, lantaran mempercayakan pengusutan kasus tersebut pada pihak Polda Papua.

Pernyataan tersebut menanggapi desakan dari Persekutuan Gereja Indonesia agar Komnas HAM turun tangan mendalami kasus pembakaran mushala saat pelaksanaan ibadah shalat Ied, Jumat (17/7/2015).

"Kami percaya dengan kepolisian. Sementara ini masalah sudah bisa diselesaikan, namun terlanjur sudah menjadi opini nasional," kata Natalius Pigai, Koordinator Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM kepada Bisnis, Sabtu (17/7/2015).

Komnas HAM, lanjut Pigai, percaya kepolisian dapat melakukan pengusutan secara objektif dan menyeluruh dalam kasus ini. Adapun mengenai permintaan agar Komnas HAM turun tangan, Pigai melihatnya belum diperlukan karena kasus ini cukup ditangani kepolisian. Kendati demikian, sebagai mitra penegak hukum pihaknya akan terus memantai proses penegakan hukum kasus tersebut.

"Peran Komnas HAM memantau, kita jalankan mitra penegak hukum," katanya.

Terpisah, Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia Pdt. Hendriete Tabita Hutabarat Lebang mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia turun tangan mengusut kasus kekerasan di Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015).

"Informasi ini masih simpang siur, maka PGI meminta kepada Komnas HAM untuk mengirim tim agar menginvestigasi peristiwanya dengan objektif dan transparan," katanya di Gedung PGI, Lembang, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2015).

Menurut dia keterlibatan Komnas HAM diperlukan untuk memberikan kepastian terkait musabab terjadinya kericuhan yang menyebabkan pembekaran serta kekerasan. Adapun untuk semua pihak sebaiknya tidak berspekulasi mengenai peristiwa tersebut karena masih perlu dikonfirmasi.

"Tindak kekerasan seperti ini tentu kami kecam karena melukai kutuhan dan tidak mencerminkan sikap kasih sayang yang diajarkan Yesus Kristus," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia Pdt. Roni Mandang berpendapat serupa. Dia meminta segera dibentuk tim independen menyelesaikan persoalan tersebut.

" Kita imbau, supaya ada lembaga indpenden," katanya.

Seperti diberitakan kericuhan di Kabupaten Tolikara, Papua berawal dari penyerangan berupa pembakaran dan pelemparan terhadap mushala di lokasi tersebut. Peristiwa terjadi pada pukul 07:00 WIT, Jumat (17/7/2015) saat umat Islam di sana tengah melaksanakan salat Ied di halaman Koramil 1702 / JWY.

Selain mushala, enam rumah dan sebelas kios menjadi sasaran amukan para pembuat keonaran.

Sementara itu versi lain menyatakan peristiwa berawal ketika beberapa jemaat GIDI mendatangi lokasi untuk berdialog, namun tiba-tiba ada letusan senjata api yang memicu amuk warga. Akibatnya, satu orang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper