Kabar24.com, JAKARTA - Pilot Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting Medan, Selasa siang, Kapten Penerbang Sandy Permana dikenal memiliki sifat kasih sayang dan perhatian terhadap keluarganya.
Segenap keluarganya pun sangat kehilangan dan terpukul atas musibah yang menimpa Sandy.
"Memang anaknya pendiam tapi begitu besar perhatiannya sama keluarga," kata kakak sulung Sandy, Arum Etikaiena ketika ditemui di kediamannya di Gang Karet, Rt 1 Rw 20 No. 59, Kecamatan Beji Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (1/7).
Begitu mendengar kepergian adiknya akibat kecelakaan pesawat Hercules tersebut, suasana duka menyelimuti keluarga wanita berkerudung tersebut.
BACA: Seluruh Penumpang dan Awak Pesawat Dipastikan Meninggal
Sandy merupakan anak yang mandiri dan juga dikenal sebagai anak yang rajin dan cerdas.
Arum bercerita, jika Sandy terbang, pulangnya selalu membawa oleh-oleh. Keponakannya selalu mendapat oleh-oleh juga. "Waktu itu Sandy membelikan keponakannya mainan helikopter ketika ulang tahun," ujarnya.
Arum yang tak kuasa menahan tangis menuturkan Sandy ingin sekali pulang ke kampung halamannya di Bangka Belitung untuk mengenang masa kecilnya bersama keluarga.
Beberapa hari lalu dirinya juga berkomunikasi dengan Sandy dan berharap dalam menjalankan ibadah puasa diberikan kelancaran. Sandy juga meminta maaf jika ada kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.
Pesawat Hercules tipe C-130 milik TNI-AU dengan nomor registrasi A1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/6) siang.
Sandy Permana, pilot pesawat Hercules C130, berasal dari Skuadron 32 Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur. Sandy menjadi salah satu korban akibat jatuhnya pesawat Hercules tersebut.
Sandy merupakan lulusan terbaik pada 1997, yang terlahir dari pasangan almarhum Haji Ratmojo dan almarhum Hj. Idah ini meninggalkan seorang istri, Fitriani Hapsari dan dua anak kecil masing-masing Zahra Anindya Putri Permana, dan Zahira Maulidina Putri Permana.