Bisnis.com, JAKARTA--Kepala biro intelijen AS mengatakan China merupakan tersangka utama di belakang aksi peretasan berskala besar yang mempengaruhi data jutaan pegawai pemerintah Amerika Serikat.
“China masih menjadi tersangka utama,” kata Kepala badan intelijen AS, James Clapper sebagaimanadikutip BBC.co.uk, Jumat (26/6/2015) . Clapper merupakan pejabat tertinggi AS yang mengumumkan hal itu dan menuduh Beijing berada dalam aksi peretasan. Namun demikian Clapper menegaskan bahwa AS masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Cina selama ini mengelak semua tuduhan yang menyebut mereka di balik pembobolan data jutaan pegawai pemerintah AS.
Sebelumnya, Kantor Manajemen Personel (OPM) AS telah mengonfirmasi pada awal Juni lalu bahwa hampir empat juta pegawai yang ada saat ini maupun di masa lalu terkena dampak pelanggaran tersebut.
Sementara itu,dalam pertemuan yang digelar di Washington, Menlu AS John Kerry mengatakan, kerjasama dengan China diperlukan untuk merancang “kode etik” persoalan tersebut. Perwakilan China disebutkan menyetujui hasil pertemuan.
Sejauh ini Cina membantah tuduhan AS dan menyebut tuduhan terkait peretasan itu “tidak bertanggung jawab."