Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operasi Penangkapan Osama Bin Laden Serangan Palsu?

Sebuah pemaparan kontroversial tentang kematian tokoh Alqaeda Osama bin Laden baru-baru ini menunjukkan terdapat persekongkolan tingkat tinggi antara pemerintah Amerika Serikat dan Pakistan.
Seymour Hersh. /democracynow.org
Seymour Hersh. /democracynow.org

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah pemaparan kontroversial tentang kematian tokoh Alqaeda Osama bin Laden baru-baru ini menunjukkan terdapat persekongkolan tingkat tinggi antara pemerintah Amerika Serikat dan Pakistan.

Adalah wartawan AS, Seymour Hersh yang mengingkapkan hal itu setelah menyelidiki jejak Alqaeda dan Bin Laden selama hampir 20 tahun. Dia juga mengunjungi gua Tora Bora sampai kompleks bertembok tinggi di Pakistan, lokasi tepat Osama terbunuh.

Dia berusaha bersembunyi selama beberapa minggu karena diserang sebagian besar media AS setelah mengungkapkan hal itu. Tetapi Hersh bersedia berbicara terkait tulisannya yang dimuat London Review of Books.

Serangan Palsu

Hersh mengatakan intelijen Pakistan (ISI) sebenarnya menahan Osama selama hampir 6 tahun di kota Abbottabad. Osama kemudian diserahkan begitu saja kepada AS yang kemudian membuat sebuah serangan yang dibuat-buat alias palsu.

Meski Presiden Barack Obama dilaporkan mengikuti jalannya penyerangan terhadap Osama, namun Hersh menyatakan bahwa penjelasan resmi pejabat AS itu adalah "dongeng" belaka.

Dia bahkan mengatakan tokoh utamanya adalah seorang pensiunan perwira intelijen Pakistan. Dia datang ke kedutaan besar AS di Islamabad pada Agustus 2010 dan mengatakan kepada CIA bahwa negaranya menyembunyikan Osama.

Michael Morell, Wakil Direktur CIA yang memimpin pengumpulan data intelijen dan berada di pusat operasi CIA pada malam penyerangan pada 2011, membantah hal itu.

"Itu sampah, sampah, hampir semua kalimatnya tidak tepat," kata Morell sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Kamis (18/6/2015). Polisi Pakistan dilaporkan menjaga kompleks Osama setelah penyerangan pada 2011. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : bbc.co.uk

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper