Bisnis.com, BOGOR—Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor tengah menggodok dua rencana penambahan modal yakni penerbitan obligasi dan penyertaan modal daerah untuk mengembangkan usaha.
Direktur Umum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Untung Kurniadi mengatakan pihaknya sudah sepakat dengan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor untuk membentuk perusahaan patungan industri pengolahan air (IPA) tahun ini dengan anggaran Rp500 miliar.
"Pembentukan perusahaan patungan IPA ini sudah jadi jalan terbaik bagi kedua PDAM di Bogor. Tinggal bagaimana mencari skema pembiayaannya," ujarnya pada Bisnis, Minggu (14/6).
Untung menjelaskan perusahaan membutuhkan tambahan modal sekitar Rp500 miliar guna membangun dua IPA di kawasan Bendungan Katulampa dengan kapasitas 600 liter per detik dan kawasan Cikereteg berkapasitas 240 liter per detik.
Dia mengatakan dua IPA tersebut dibangun untuk memenuhi permintaan pelanggan di dua daerah itu. Pasalnya, saat ini produksi air di Bogor dianggap tidak terlalu mencukupi kebutuhan warga.
Menurutnya, selama ini warga Bogor yang tidak menggunakan layanan PDAM masih mengandalkan air tanah seadanya. Padahal, pemerintah menargetkan PDAM bisa melayani seluruh penduduk.
Adapun, cakupan pelayanan PDAM Kota Bogor saat ini sudah mencapai 79% dan PDAM Kabupaten Bogor mencapai 17% dari jumlah penduduk masing-masing. "Sebetulnya penambahan modal Rp500 miliar sebetulnya terbilang belum mencukupi untuk pembangunan dua IPA," katanya.
Dia menambahkan, saat ini Pemkot Bogor akan mengajukan revisi Perda No. 20/2011 tentang penyertaan modal BUMD ke DPRD Kota Bogor. Hal itu, lanjutnya guna memperlancar agar penyertaan perusahaan daerah bisa menggunakan skema penerbitan obligasi.
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Hadi Mulya Asmat menuturkan pihaknya terus berkoordinasi dengan Bupati Bogor Nurhayanti untuk nembicarakan pembentukan perusahaan patungan tersebut.
Hadi mengatakan skema pembiayaan akan sama dilakukan dengan PDAM Tirta Pakuan yakni melalui penyertaan modal dan enerbitan obligasi. Yang jelas, kata dia, penambahan modal tersebut akan dibagi dua yakni Tirta Pakuan Rp250 miliar dan Tirta Kahuripan Rp250 miliar.
"Untuk waktu dekat ini kami akan koordinasi dulu dengan DPRD, apakah mereka menyetujui atau tidak. Tentu didampingi Bupati," ujarnya.