BEIJING—Angola dan China akan memperluas hubungan kedua negara dari sebatas ketergantungan pada minyak. Pada kunjungannya ke China, Presiden Angola Jose Eduardo Dos Santos telah mendorong upaya kerjasama antar kedua negara di bidang perdagangan, transportasi, listrik dan keuangan.
Berdasarkan laporan Bloomberg, satu diantara kerjasama tersebut dikabarkan Industri & Commercial Bank of China Ltd akan menyediakan pinjaman senilai US$ 840 juta untuk pembangunan pembangkit listrik di Angola.
Sebagai eksportir minyak terbesar kedua di Afrika, Angola berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk pendapatan di tengah kemerosotan harga global. Ekspor minyak mentah Angola ke China turun 7,5% pada kuartal pertama tahun ini menjadi 9,9 juta ton, menurut China Energy News.
Sekitar 72% dari penerimaan pajak Angola adalah dari minyak pada tahun 2014 dan pemerintah berencana untuk menurunkan angka menjadi 42% tahun ini dengan aturan baru dan dengan meningkatkan pertanian, manufaktur dan pertambangan. Defisit perdagangan ketujuh terbesar di China adalah dengan negara Afrika pada 2014 dan tetap menjadi sumber terbesar kedua minyak mentah impor untuk China.
Perdagangan bilateral antara China dan Angola tahun lalu mencapai angka US$ 37 miliar jumlah yang cocok jika dikombinasikan perdagangan Angola dengan 10 mitra terbesar berikutnya, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Angola juga telah meminta China untuk moratorium dua tahun atau lebih pada membayar pinjaman.