Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASITA: Riau Air Lines Lebih Baik Ditutup

Ketua ASITA Riau Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa perusahaan milik Pemerintah Provinsi Riau itu lebih baik ditutup daripada diperjuangkan lagi. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Riau tidak mampu untuk mengembangkan perusahaan penerbangan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, PEKANBARU- Association of the Tour and Travel Agency (ASITA) Riau sependapat dengan rekomendasi DPRD Riau untuk menutup Riau Airlines.

Ketua ASITA Riau Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa perusahaan milik Pemerintah Provinsi Riau itu lebih baik ditutup daripada diperjuangkan lagi. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Riau tidak mampu untuk mengembangkan perusahaan penerbangan.

"Saya setuju dengan DPRD. Lebih baik ditutup. ASITA sudah kehilangan kepercayaan. Pemerintah tidak mengerti soal penerbangan," katanya menjawab bisnis.com, Senin (1/6/2015).

Hilangnya kepercayaan itu karena Perhimpunan pengusaha penjual tiket dan biro perjalanan Riau itu telah menanamkan uang Rp1 miliar kepada Direksi RAL. "Lebih baik ditutup saja. Uang ASITA ada disana, sampai Rp1 miliar," ungkapnya.

Menurutnya RAL tidak diperlukan lagi dalam transportasi udara. Saat ini, Pekanbaru mempunyai banyak rute baru penerbangan yang baru dibuka oleh maskapai lain. "Pesawat penerbangan perintis juga sudah ada," kata Ibnu

Kuasa Hukum Direksi RAL Irfan Ardiansyah berbeda pendapat. Irfan mengatakan bahwa RAL lebih baik diselamatkan dari pada ditutup. Penutupan hanya akan menimbulkan gejolak bagi para pemilik saham lain.

"Jika Pemprov Riau mau, RAL bisa diselamatkan. Caranya membentuk tim dan mencari investor. Kalau ditutup, nantinya akan menimbulkan gejolak. Karena banyaknya pemilik saham. Belum lagi utang pajak yang mencapai Rp80 miliar dan utang lainnya," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman tidak akan gegabah dalam liquidasi RAL dan penutupan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lainnya menyusul rekomendasi DPRD setempat.

"Penutupan itu ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Harus ada rapat umum pemegang saham (RUPS). Tidak bisa ditutup begitu saja," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper