Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batu Akik Fosil Siput Asal Goa Kreo 'Turun Gunung'

Warga Semarang memperkenalkan batu akik yang berasal dari fosil muloska atau golongan siput yang ditemukannya di daerah Goa Kreo, Gunungpati, Semarang.
Ilustrasi Batu akik/Antara
Ilustrasi Batu akik/Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Warga Semarang memperkenalkan batu akik yang berasal dari fosil muloska atau golongan siput yang ditemukannya di daerah Goa Kreo, Gunungpati, Semarang.

"Saya dahulu sering menyendiri atau bertapa di daerah itu (Goa Kreo), ya, sekitar 2002. Waktu itu, masih hutan lebat," kata Agus Suhardi, Rabu (20/5).

Hal itu diungkapkannya di sela pergelaran Pameran Tematik Batu Merentang Zaman di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Semarang yang diprakarsai pihak museum dan Gemstone Semarang Community.

Dari 32 stan batu akik yang meramaikan pameran yang berlangsung mulai 19 hingga 22 Mei 2015, pria yang akrab disapa Mbah Lilik itu termasuk salah satu yang membuka stan dengan label Lilik Nogosui.

Agus Suhardi yang dikenal dengan panggilan Mbak Likik menceritakan ada sebuah batu besar yang dijadikannya sebagai tempat duduk waktu bertapa yang bentuknya seperti tumpukan kerang. Namun, dirinya tidak mengetahui jenis batuan tersebut.

Dalam perjalanan spiritualnya, pria berusia 60 tahunan itu mengaku bermimpi bahwa batu yang didudukinya saat bertapa merupakan batu istimewa dan bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

"Karena saya tinggal di hutan, banyak orang desa di sekitar Goa Kreo yang menganggap saya orang pintar, sesepuh, dan sebagainya. Kalau ada yang sakit, mereka sering minta tolong saya," katanya.

Awalnya, Mbah Lilik mengaku bingung. Namun, setelah teringat dengan mimpinya akhirnya dicarinya bongkahan batu itu yang kemudian direndamnya sebelum diminumkan kepada orang yang menderita sakit.

"Ya, saya bacakan doa saja, bismillah, lalu (air rendaman, red.) saya minumkan. Ternyata, banyak yang sembuh. Akhirnya, makin banyak yang datang ke saya untuk meminta tolong," ungkapnya.

Setelah delapan tahun, Mbah Lilik akhirnya turun gunung sembari membawa bongkahan batu itu karena tertarik dengan keistimewaannya, dan salah satunya dicobanya untuk dijadikan batu cincin.

"Jauh sebelum 'booming' sekarang ini. Saya belum tahu itu batu apa, baru tahu, ya, baru-baru ini. Setelah diteliti ahli geologi museum ini, ternyata batu ini adalah jenis fosil moluska," katanya.

Seiring dengan "booming" batu akik belakangan ini, Mbah Lilik mengaku ikut memproduksi batu akik dari fosil moluska untuk mengenalkannya batu khas Goa Kreo itu kepada masyarakat luas.

Bongkahan batu fosil moluska berukuran cukup besar itu pun dipamerkan pula di museum, bertuliskan "Batuan Fosil Moluska (See Quartis) Asal: Goa Kreo, Gunungpati, Semarang", beserta penjelasan di bawahnya.

Berikut cuplikan penjelasan batuan itu, "Konglomerat Fosil Siput (Moluska) terdapat dalam jumlah banyak, namun bukan tambang... Warnanya kuning kecoklatan, kuning kehijauan, dan kuning kehitaman".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper