Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah diminta siap siaga menerima segala dampak buruk yang berisiko muncul pascaeksekusi mati tahanan narkoba di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Tantowi Yahya, Wakil Ketua Komisi I DPR, mengatakan banyak konsekuensi yang menyertai eksekusi itu. “Dan pemerintah harus siap dengan segala sesuatunya,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen, Selasa (28/4).
Menurutnya, penarikan duta besar serta terganggunya hubungan diplomatik dengan negara sahabat berisiko terjadi pascaeksekusi mati. Saat ini, Prancis dan Australia sangat gencar menolak karena warganya ada dalam daftar terpidana mati yang akan dieksekusi pada Selasa malam.
Meski demikian, pemerintah tidak perlu khawatir dengan dampak buruk itu. “Parlemen, terutama DPR, mendukung sepenuhnya langkah pemerintah. Kita bisa hadapi bersama dampak buruk itu,” kata Tantowi yang juga menjabat sebagai Ketua Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical).
Saat ini, menjelang eksekusi hukuman mati di Pulau Nusakambangan, sejumlah ambulans milik dinas kesehatan setempat telah disipakan. Adapun terpidana mati yang akan menjalani hukuman mati a.l. Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari duo Bali Nine dari Australia, Raheem Agbaje Salami dari Nigeria dam Rodrigo Gularte dari Brasil.
Selain itu, ada penyelundup narkoba Okwudili Oyatanze dari Nigeria, Martin Anderson dari Ghana, Silvester Obiekwe Nwaolise dari Nigeria, Zainal Abidin dari Indonesia, serta Mary Jane Veloso dari Filipina.