Bisnis.com, JAKARTA-- Sri Lanka mempromosikan potensi investasi sektor garmen di hadapan delegasi Asian African Business Summit 2015 yang digelar di sela rangkaian Konferensi Asia Afrika.
Executive Director Board of Investment Sri Lanka Duminda Ariyasinghe menuturkan pasca konflik, perekonomian di Sri Lanka tumbuh dengan cukup baik. Tingkat pertumbuhan ekonomi bahkan mencapai 7,4%.
Kinerja ekspor pun tumbuh cukup baik, dari US$6 miliar pada 2005 menjadi US$11 miliar pada 2013 dan US$11,1 miliar pada 2014. Ekspor tersebut berkontribusi sebesar 16% terhadap PDB Sri Lanka.
"Banyak peluang investasi di Sri Lanka, kami juga memiliki kawasan industri yang bisa menampung pembangunan pabrik," katanya dalam diskusi Asian-African Business Summit 2015, Selasa (21/4).
Ekspor utama Sri Lanka, lanjut Ariyasinghe, adalah garmen, teh, produk karet, produk elektronik, serta perhiasan dan berlian.
"Kami produksi garmen untuk merk-merk global, seperti Victoria's Secret," tuturnya.
Board of Investment Sri Lanka menjanjikan perizinan satu atap, pelayanan pasca investasi, dan insentif tax holiday bagi perusahaan yang menanamkan modal di Sri Lanka.
Sementara itu, investasi Sri Lanka dari Asia Tenggara mayoritas berasal dari Malaysia US$1,2 miliar, Singapura US$600 juta, dan Indonesia US$25 juta.
KAA 2015: Sri Lanka Promosikan Investasi di Sektor Garmen
Sri Lanka mempromosikan potensi investasi sektor garmen di hadapan delegasi Asian African Business Summit 2015 yang digelar di sela rangkaian Konferensi Asia Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Gita Arwana Cakti
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu
China Kembali Berlakukan Bebas Visa bagi Warga Jepang
7 jam yang lalu