Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JALAN MUNIR DIRESMIKAN, Amnesty International: Kami Sangat Kehilangan Munir

Jalan Munir diresmikan di Den Haag untuk menghormati pembela HAM Indonesia, Munir Said Thalib pada hari ini, Selasa (14/4/2015).
Nama Munir diabadikan menjadi nama sebuah ruangan di kantor Amnesty International Belanda di Amsterdam. Munir Kamer atau Ruangan Munir ini akan menjadi salah satu ruang pertemuan membahas masalah-masalah HAM./Amnesty International Doc
Nama Munir diabadikan menjadi nama sebuah ruangan di kantor Amnesty International Belanda di Amsterdam. Munir Kamer atau Ruangan Munir ini akan menjadi salah satu ruang pertemuan membahas masalah-masalah HAM./Amnesty International Doc

Bisnis.com, JAKARTA—Jalan Munir diresmikan  di Den Haag untuk menghormati pembela HAM Indonesia, Munir Said Thalib pada hari ini, Selasa (14/4/2015).

Upacara pembukaan tanda jalan dimulai di persimpangan Jalan Munir dengan Jalan Martin Luther King di Den Haag pada jam 5 sore waktu setempat dan berlangsung selama sekitar setengah jam. Upacara tersebut diisi oleh Walikota Den Haag, Jozias van Aartsen, istri almarhum Munir Suciwati, dan Direktur Amnesty International Belanda Eduard Nazarski.

"Amnesty International berbahagia bahwa kota Den Haag memberikan penghargaan kepada Munir dengan mengingat namanya dalam rencana tata jalan kota tersebut. Munir telah membuat upaya luar biasa untuk memperbaiki situasi hak asasi manusia di Indonesia. Dia adalah orang yang berani dan gigih dan kami sangat kehilangan Munir," kata Eduard Nazarski.

Malam harinya, sebuah rapat umum di Rumah Kemanusiaan (Humanity House) di kota Den Hague diselenggarakan oleh Amnesty International dan kotamadya Den Haag, di mana Suciwati Munir menjadi tamu utama.

Pembukaan dipresentasikan oleh peneliti untuk Indonesia dari Amnesty International, Papang Hidayat tentang situasi pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Adapun, Prof. Dr. Gerry van Klinken akan menjadi moderator acara.

Seperi diketahui, pada 7 September 2004 Munir ditemukan tewas dalam penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam. Investigasi forensik oleh otoritas Belanda membuktikan kematiannya disebabkan oleh racun. Tiga orang telah dihukum karena terlibat dalam pembunuhan itu, tetapi sangat meragukan bahwa mereka bertindak sendirian.

Di Indonesia, Munir dulu dan sekarang dianggap sebagai pembela HAM terkenal yang pada tahun 1998 membuat upaya penting untuk menyelidiki kasus-kasus penghilangan paksa selama bulan-bulan terakhir rezim Suharto. Dia juga seorang tokoh kunci dalam komisi penyelidikan pelanggaran HAM di Aceh dan Timor-Timur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper